Anto (tersenyum sedih): "Ayah dan Ibu sudah tidak bisa tinggal bersama, sayang. Tapi Ayah tetap sayang kalian."
Malam-Malam yang Sepi
Anto merasa sulit tidur setiap malam. Bayangan wajah kedua putrinya selalu muncul dalam pikirannya. Dia merindukan tawa dan pelukan hangat mereka. Anto mencoba membaca buku, menonton televisi, tetapi tidak ada yang bisa mengusir kesepiannya.
Anto (monolog): "Apakah ini yang terbaik untuk mereka? Apakah aku bisa menjadi ayah yang baik dari jarak jauh?"
Melanjutkan Hidup
Tuti mencoba menjelaskan situasi kepada Nia dan Lia. Ia ingin agar kedua anaknya mengerti bahwa meskipun mereka tidak tinggal bersama, ayah mereka tetap menyayangi mereka.
Tuti: "Ayah kalian tidak jauh, dia selalu ada untuk kalian, meskipun kita tidak tinggal bersama lagi."
Lia: "Tapi aku rindu Ayah, Bu. Aku ingin Ayah pulang," jawab Lia sambil menangis.
Cinta yang Tak Terbatas
Anto berusaha menenangkan dirinya dan menerima kenyataan. Dia mulai menulis surat untuk kedua putrinya setiap hari, meskipun tidak selalu bisa mengirimkannya. Surat-surat itu menjadi caranya untuk tetap merasa dekat dengan mereka.
Anto (menulis surat): "Nia, Lia, kalian adalah alasan Ayah tetap bertahan. Ayah akan selalu ada untuk kalian, meskipun Ayah tidak bisa selalu bersama."