Mohon tunggu...
Mutiara Tyas Kingkin
Mutiara Tyas Kingkin Mohon Tunggu... Freelancer - Educators

These are my collection of words to share with you. Hopefully, it will bring a good vibe to the readers.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meminum Air Darah Ibu

22 Desember 2022   17:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   17:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Gantari kangen sekali sama ibuk." Tidak perlu ditanya, air mata kami sudah melebur. Tanpa mengucapkan hal yang sama. Aku bisa merasakan, ada kerinduan yang lebih mendalam dari pelukannya.

"Matur nuwun Gusti. Anakku sehat." Dia menatap langit yang mendung.

Kami berdua membuka lukisan ini. Terlihat air matanya bergeming saat membaca filosofinya.

Title: Meminum Air Darah Ibu. 

Ada pertaruhan sebelum terjadinya kelahiran. Disusul dengan harapan yang memanggil-manggil sebagai manusia. Namun, ada yang lebih besar lagi yaitu, banyak pengorbanan bagi nyawa kecil yang akan bertumbuh dewasa bahkan sampai mati. 

Mula-mula diberi air susu ibu. Badan dan energinya menjadi satu. Hingga pada akhirnya, keringat, air mata, darah turut serta. Tetuah mengatakan, tidak ada sebanding dengan harga nyawa si ibu, bahkan dengan meminum darahnya sekalipun. Namun, hebatnya ia tidak memintamu meminum darahnya. Meskipun kau sendiri tahu, darah itu menghantarkan nyawamu ke bumi. 

Sengaja ku tulis hanya dalam Bahasa Indonesia dan tidak menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris saat pameran.

Ia memelukku sangat erat. Air matanya menetes di lenganku. Ia adalah ibuku.

"Bu, selamat hari ibu..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun