Menanam mangrove secara massal, artinya mempertinggi potensi penyerapan gas rumah kaca penyebab global warming dan perubahan iklim.
Baiklah, itu dia upaya mitigasi yang bisa dilakukan untuk mencegah tingkat keparahan perubahan iklim. Selain pemerintah dan masyarakat, beberapa pihak juga turut berkolaborasi dalam mencegah perubahan iklim. Salah satunya Yayasan KEHATI.Â
Yayasan KEHATI menjadi pihak yang peduli akan hal tersebut. Selain menginisiasi tersusunnya Blueprint untuk Program Perubahan Iklim, LSM tersebut juga mendukung terciptanya aksi-aksi berkelanjutan yang menggandeng anak-anak muda.Â
"Keanekaragaman hayati di Indonesia itu kaya. Namun, sekaya apapun itu, jika tidak dijaga, maka dengan mudah bisa hilang. Apalagi adanya perubahan iklim"Â (Rika Anggraini - direktur komunikasi dan kemitraan yayasan KEHATI)Â
Keanekaragaman hayati Indonesia sangat besar. Diperlukan awareness sejak dini sebagai upaya menjaga eksistensinya. Dengan demikian, aksi-aksi bela iklim yang menggandeng anak muda harus dimulai sejak awal dengan pendekatan yang menyenangkan.Â
***
Kota Pekalongan maupun kota lainnya di pesisir utara bisa saja tenggelam akibat rob dan perubahan iklim. Tentu hal ini menyebabkan kita kehilangan rumah dan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir. Dibutuhkan kolaborasi tepat untuk memitigasi problematika tersebut.
Saya yakin, melalui kolaborasi tepat dari pemerintah, masyarakat hingga NGO, perubahan iklim bisa diredam. Dengan demikian, masa depan Indonesia dan dunia bisa diselamatkan untuk anak cucu kelak.Â
Salam lestari dari Nurul Mutiara R A