Saat gletser dan gunung es mulai mencair akibat suhu udara yang tinggi, maka bisa dipastikan bahwa beruang kutub, penguin dan hewan lainnya akan kehilangan tempat tinggal. Dan bisa jadi, itu memicu kepunahan mereka.Â
Di Indonesia, perubahan iklim telah membuat air laut naik dan berisiko menenggelamkan beberapa kota seperti Demak, Jakarta, Semarang, Tegal hingga Pekalongan.
Bila itu terus diabaikan tanpa adanya tindakan nyata, maka mungkin saja 20, 30 hingga 70 tahun mendatang, kota-kota di pesisir, termasuk Kota Pekalongan akan tenggelam. Jika sudah kehilangan tempat tinggal, kemana kita akan pergi?
Bagaimana Upaya Mitigasi untuk Mencegah Perubahan Iklim?
Sebelum terjadinya revolusi Industri, manusia lebih banyak bekerja secara manual sehingga lebih ramah lingkungan. Tapi, setelah manusia mengenal mesin dan perangkat-perangkat otomatis, aktivitas-aktivitas yang menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) semakin meningkat.
Perlu diketahui bahwa kategori penyumbang emisi terbesar secara berturut-turut antara lain industri produsen energi (46,35%), transportasi (26,39%), industri manufaktur dan konstruksi (17,75%), sektor lainnya (4,63%).
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar bumi bisa kembali pulih. Berikut ini aktivitas-aktivitas yang mendukung pemulihan bumi dari perubahan iklim,
Melakukan Transisi Energi
Sektor energi menyumbang emisi terbesar di Indonesia. Ya, itu karena sumber listrik masih menggunakan PLTU yang memanfaatkan penggunaan batubara sebagai bahan bakar.Â
Dengan adanya transisi energi dari energi fosil menuju energi listrik, panas bumi, hingga surya, itu bisa meminimalisir pembuangan gas rumah kaca yang disebabkan oleh pembakaran energi fosil.Â
Mengurangi Food Waste