Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jangan Biarkan Keanekaragaman Hayati di Pesisir Utara Tinggal Cerita bagi Anak Cucu

14 Desember 2024   17:26 Diperbarui: 17 Desember 2024   00:34 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kamu bahwa Indonesia merupakan penghasil sampah makanan nomor 1 di Asia Tenggara dengan jumlah 20,93 juta ton per tahunnya.

Sampah-sampah makanan yang terkumpul di TPA dan membusuk akan menghasilkan gas rumah kaca bernama metana. Dengan demikian, dari jutaan ton sampah makanan akan terbuang pula jutaan gas metana ke udara. 

Problematika sampah makanan ini benar-benar harus diatasi melalui pengelolaan berkelanjutan secara masal dan terpusat. Selain itu, di dalam rumah tangga masyarakat, penerapan ambil makanan secukupnya, habiskan makanan tanpa sisa hingga belanja sesuai kebutuhan menjadi cukup krusial untuk dilakukan.

Hemat Listrik dari rumah

Listrik merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat. Meski demikian, dominan listrik di dunia dihasilkan oleh PLTU sehingga memberi dampak buruk bagi lingkungan. Semakin besar daya listrik yang dibutuhkan masyarakat, maka semakin besar pula potensi GRK yang terbuang. Hal ini bisa memicu pemanasan global.

Mengurangi penggunaan listrik bisa jadi solusi minimum untuk menekan pencemaran, terutama untuk industri-industri besar. Selain berhemat dengan mengurangi angka vampir listrik. Transisi energi menjadi solusi yang bisa dipilih untuk keberlanjutan lingkungan.

Menggunakan Transportasi umum/rendah emisi

Saat ini, pemerintah tengah menggaungkan penggunaan mobil listrik dan kendaraan rendah emisi. Tujuannya agar keluaran gas rumah kaca yang diakibatkan oleh sektor transportasi bisa berkurang. 

Untuk masyarakat umum, penggunaan transportasi publik dan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda juga bisa dilakukan untuk meminimalisir emisi.

Penanaman Mangrove secara Massal

Mangrove dikenal sebagai tanaman yang mampu menghasilkan blue carbon. Blue carbon diketahui dapat menyerap karbon lebih banyak dari tanaman tropis. Karbon di atmosfer diserap dan disimpan sebagai biomassa di tegakan pohon serta di tanah atau sedimen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun