Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruption, terambil dari kata kerja corruptore yang
berarti merusak, menggoyahkan, atau memutarbalikkan. Menurut Transparency International,
korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik pegawai negeri maupun politisi, yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepadanya.
Selain itu, terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi, antara lain: (1) memberi atau
menerima hadiah atau janji (penyuapan); (2) penggelapan dalam jabatan; (3) pemerasan
dalam jabatan; (4) ikut serta dalam pengadaan barang dan jasa (bagi pegawai pemerintah atauÂ
a. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi
dan ketidakefisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga
karena kerugian dari pembayaran illegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup, dan risiko pembatalan perjanjian. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi
mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, pandangan baru yang muncul
berke-simpulan bahwa adanya sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan
baru dan hambatanhambatan baru. Korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga
mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang me-miliki koneksi akan dilindungi
dari persaingan, dan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien tetap dipertahankan (Teguh
Dananto, 2011).
Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa negara-negara industri tidak dapat lagi
menggurui negara-negara berkembang soal praktik korupsi, karena melalui korupsilah sistem
ekonomi-sosial rusak, baik di negara maju dan berkembang. Bahkan fakta ternyata
mempertegas peran besar negara adidaya seperti Amerika Serikat melalui lembaga donor
seperti Dana Moneter Internasional, Bank Dunia dan perusahaan multinasional, semakin
menjerat negara berkembang, seperti Indonesia, dalam kubangan dan perangkap hutang luar
negeri yang luar biasa besar dan penyakit korupsi yang merajarela. Sebagian besar hutang itu
dikorupsi oleh penguasa Indonesia. Hal ini dilakukan dalam hegemoni terhadap
pembangunan ekonomi di Indonesia.
Korupsi berdampak pada ketidakpastian pembangunan ekonomi dapat dijelaskan
bahwa korupsi selalu mengakibatkan situasi pembangunan ekonomi menjadi tidak pasti.
Ketidakpastian ini tidak menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sehat.
Sektor swasta sulit memprediksi peluang bisnis dalam perekonomian, dan untuk memperoleh
b. Dampak Korupsi Terhadap Sosial Masyarakat
1. Ketidakadilan sosial korupsi memperburuk ketimpangan sosial orang rang yang
berada di posisi kekuasaan atau yang memiliki koneksi lebih mudah mendapatkan
layanan dan hak hak yang seharusnya dinikmati oleh semua warga negara. semntara
itu masyarakat yang kurang mampu atau tidak memiliki hubungan dengan pejabat
pemerintah sering kali terpinggirkan dan kesu;itan mengakses hak mereka.
2. Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi Korupsi menghambat alokasi sumber daya
yang adil dan merata, yang berujung pada ketimpangan ekonomi. Uang negara yang
seharusnya digunakan untuk program pengentasan kemiskinan dan pembangunan
infrastruktur malah dialihkan ke pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi.
3. Kualitas Pelayanan Publik Menurun: Layanan publik seperti kesehatan, pendidikan,
transportasi, dan infrastruktur seringkali terdampak karena anggaran yang dikorupsi.
Akibatnya, kualitas layanan menjadi buruk dan masyarakat tidak mendapatkan hak
mereka secara maksimal.
4. Kekerasan dan Konflik Sosial: Ketika sumber daya publik dikuasai oleh segelintir
orang melalui korupsi, konflik dan ketegangan sosial lebih mungkin terjadi.
Ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat dapat memicu
protes, demonstrasi, atau bahkan kekerasan.
5. Penghambat Pembangunan: Korupsi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan sosial. Dengan dana publik yang disalahgunakan, banyak proyek
pembangunan penting menjadi tertunda atau tidak terlaksana dengan baik, sehingga
menghambat peningkatan kualitas hidup masyarakat.
6. Degradasi Moral dan Etika: Korupsi yang meluas dapat mempengaruhi nilai-nilai
moral dalam masyarakat. Ketika praktik korupsi dianggap sebagai hal yang biasa atau
bahkan diabaikan, hal ini dapat menormalisasi perilaku tidak etis dan merusak tatanan
moral masyarakat.
7. Peningkatan Kemiskinan Struktural: Ketika uang negara dicuri melalui korupsi,
alokasi anggaran untuk program-program kesejahteraan sosial menjadi terbata
Dampak masif korupsi terhadap sosial kemisikinan
1. Mahalnya Harga dan Pelayanan Publik
Praktek korupsi menciptakan biaya ekonomi tinggi yang membebankan pelaku
ekonomi. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini mempengaruhi harga jasa pelayanan
publik
2. Terbatasnya
Akses
bagi
Masyarakat
Miskin
Korupsi yang telah menggurita dan terjadi di setiap aspek kehidupan yang
mengakibatkan ekonomi berbiaya tinggi, di mana semua harga-harga melambung
tinggi dan semakin tidak terjangkau oleh masyarakat miskin. Kondisi ini
mengakibatkan rakyat miskin semakin tidak bisa mendapatkan berbagai macam akses
dalam kehidupannya.
Harga bahan pokok seperti beras, gula, minyak, susu dan sebagainya saat ini sangat
tinggi. Kondisi ini mengakibatkan penderitaan khusunya bagi bayi dan anak-anak
karena ketercukupan gizinya kurang. Untuk mendapatkan bahan pokok ini, rakyat
miskin harus mengalokasikan sejumlah besar uang dari sedikit pendapatan yang
dimilikinya
3. Meningkatnya
Angka
Kriminalitas
Dampak korupsi, tidak diragukan lagi dapat menyuburkan berbagai jenis kejahatan
dalam masyarakat. Melalui praktik korupsi, sindikat kejahatan atau kejahatan
perseorangan dapat memperluas saluran hukum, menyusupi berbagai organisasi
negara dan mencapai kehormatan. Di India, para penyelundup yang populer, sukses
menyusup ke dalam tubuh partai dan memangku jabatan penting. Di Amerika Serikat,
melalui suap, polisi korup menyediakan proteksi kepada organisasi-organisasi
kejahatan dengan pemerintahan yang korup. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin
besar pula kejahatan Meningkatnya angka Kriminalitas
4. Solidaritas
Sosial
Semakin
maraknya
korupsi yang begitu masif yang terjadi membuat masyarakat merasa tidak mempunyai
pegangan yang jelas untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Keterpurukan
masa depan yang tidak jelas serta ikatan hidup yang semakin kuat membuat sifat
kebersamaan dan kegotong-royongan yang selama ini dilakukan hanya menjadi
retorika saja.
5. Demoralisasi
Masyarakat semakin menjadu individualis, mementingkan dirinya sendiri dan
keluarga saja. Masyarakat melakukan hal ini karena memang sudah tidak ada lagi
kepercayaan kepada Pemerintah, Sistem, Hukum bahkan Antar Masyarakat itu
s