Itu tidak boleh terjadi. Emak bilang, karena takmir masjid sudah memberikan tempat tinggal gratis dan tidak perlu ngekos, maka sebagai wujud terima kasih aku tidak boleh absen merawat mesjid dan melayani keperluan jamaah.
"Sumijo, kamu harus ikhlas merawat dan melayani mesjid itu. Biar ilmu yang kamu dapat sebagai mahasiswa tambah barokah". Begitu kata Emak.
Kemudian tiba-tiba muncul dalam otakku untuk membunuh cicak itu. Lalu, Tanpa pikir panjang aku hantamkan gayung kamar mandi ke tubuh cicak yang sedang ckckckck itu.
Pltakk! Cicak itu remuk. Dan hatiku ikutan remuk, menyesali apa yang sudah aku perbuat kepada cicak itu. Maaf ya, Cak.
Namun, syukurlah sejak cicak itu mati. Aku bisa lancar membuang hajat dalam perut yang melilit ini. Setelah perut ini lega, aku lanjut mandi.
Lalu fokus menjalankan tugasku sebagai marbot di masjid ini, mempersiapkan keperluan shalat shubuh hari ini.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI