Apakah Sumijo mendengar semua yang aku katakan tadi? Apakah dia mengerti bahasaku? Apakah Sumijo tahu aku dari tadi ngomongin dia?
Ah! Tidak mungkin! Aku kan cuma seekor Cicak. Mana mungkin Sumijo me..Pltak!!
Kepala cicak remuk terhantam ayunan gayung dari Sumijo.
***
Gelap. Aku tak bisa fokus karena lampu kamar mandi rusak begini. Kondisi kamar mandi yang gelap ini benar-benar bikin aku tidak nyaman untuk mengeluarkan hajat dalam perut yang melilit perih ini.
Sebab itulah, meski tidak sopan, dengan terpaksa aku membawa hape semata hanya untuk menerangi dan menemani aku demi kelancaran buang hajat pada dinihari ini.
Namun ternyata itu belum cukup membuat perutku nyaman. Ada seekor cicak di tembok depan sedari tadi tak bergerak seolah sedang menatap tajam mengawasiku.
ckckckc.. Suara cicak ini lumayan menyeramkan. Suara seekor cicak putih di depanku ini juga terasa seperti sedang menertawakan aku yang sedang kesulitan buang hajat.
Aku malu terus-terusan ditatap dan diawasi begini, ya.. meski hanya oleh seekor cicak. Ini bikin aku tidak nyaman.
Padahal sebentar lagi waktu shubuh telah tiba. Jika aku berlama-lama di kamar mandi ini, kesulitan buang hajat begini, aku takut tidak keburu untuk membersihkan seluruh ruangan mesjid.
Aku takut gagal menjalankan amanahku sebagai marbot mesjid yang mempersiapkan segala keperluan penyelenggaran sholat shubuh hari ini.