Â
Esuk-esuk numpak prau
nabrak ombak mingar-minger
Sing padha sregep sinau
supaya dadi wong pinter
(Pagi-pagi naik perahu
menabrak ombak goyang ke kanan goyang ke kiri
Rajin-rajinlah belajar
supaya menjadi orang cerdas).
Setelah mengetahui tentang parikan, mungkin ada yang bertanya, "Bagaimana cara membuat parikan?". Caranya adalah menyusun ISI-nya terlebih dahulu, setelah itu baru menyusun SAMPIRAN-nya. Mengapa demikian, karena ISI-nya itulah yang penting, bukan SAMPIRAN-nya. SAMPIRAN hanya sebagai penarik perhatian.Â
Sebagai contoh, kita ingin menyampaikan pesan, "Aja dahwen, yen kowe kepengin kajen" (jangan suka mencampuri urusan orang lain, jika ingin dihormati). Oleh karena empat suku kata yang depan (aja dahwen)Â berirama "en", dan delapan suku kata yang belakang (yen kowe kepengin kajen)Â juga berirama "en", maka SAMPIRAN-nya juga harus dicarikan kata yang berirama "en".Â