Directive Leadership (Kepemimpinan Direktif)
- Pemimpin memberikan arahan yang jelas dan spesifik tentang apa yang harus dilakukan bawahan.
- Kapan digunakan:
- Ketika tugas bersifat kompleks atau tidak terstruktur.
- Misalnya, tim baru yang memerlukan kejelasan peran.
Supportive Leadership (Kepemimpinan Mendukung)
- Pemimpin menunjukkan perhatian pada kesejahteraan bawahan dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
- Kapan digunakan:
- Ketika tugas bersifat stres atau monoton.
- Misalnya, pekerjaan yang memerlukan dukungan emosional.
Participative Leadership (Kepemimpinan Partisipatif)
- Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan dan mempertimbangkan masukan mereka.
- Kapan digunakan:
- Ketika bawahan memiliki pengalaman atau keahlian yang memadai.
- Misalnya, tim profesional yang bekerja pada proyek inovatif.
Achievement-Oriented Leadership (Kepemimpinan Berorientasi Prestasi)
- Pemimpin mendorong bawahan untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi dengan menetapkan tujuan yang menantang.
- Kapan digunakan:
- Ketika bawahan termotivasi oleh pencapaian dan memiliki kompetensi tinggi.
- Misalnya, dalam tim yang berorientasi pada hasil.
Faktor Situasional dalam Path-Goal Theory
Karakteristik Bawahan
- Tingkat kebutuhan akan arahan.
- Kepercayaan diri bawahan.
- Pengalaman kerja dan motivasi internal.
Karakteristik Lingkungan
- Kompleksitas tugas.
- Hubungan tim.
- Struktur formal dalam organisasi.
Kekuatan Path-Goal Theory
Fleksibilitas:
Teori ini memungkinkan pemimpin menyesuaikan pendekatan mereka untuk berbagai situasi dan individu.Fokus pada Motivasi:
Menekankan pentingnya peran pemimpin dalam memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan.Relevansi Praktis:
Membantu pemimpin memahami bagaimana memfasilitasi pencapaian tujuan dalam lingkungan kerja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!