Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rainy, My Sweet Pluviophile

23 April 2020   17:32 Diperbarui: 23 April 2020   17:28 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu kebetulan lain, kekasihku itu juga lahir di akhir Desember. Lahir di saat bumi nusantara diguyur hujan deras hampir setiap hari. Begitu penuturan Nuraini di awal perkenalan.

Masih dari cerita Rainy. Orang tuanya lebih suka memberi nama Nuraini, yang bermakna cahaya mata, daripada Desi atau Desria. Ternyata benar, putri bungsu mereka memang punya mata indah. 

Yang pada tatap sendunya saja, membuatku merindu. Apalagi ketika manik hitam itu berbinar-binar bahagia, aku seperti sedang jatuh cinta berulang kali. Lagi dan lagi pada orang yang sama, Rainy. Sungguh ajaib!  

Aku mencintai Nuraini dan butuh ribuan lembar HVS untuk menuliskan alasannya satu per satu. Yang jelas, aku suka saat-saat perempuan manis ini sedang sangat ceriwis. Namun, mudah membuat pacarku itu diam membisu dan mendadak serius. Sodorkan saja novel romantis. Beres! Gigitan nyamuk pun tidak akan dihiraukan. Bukan tidak mungkin rasa ingin buang air kecil, juga diabaikan.

"Kamu demen banget sama novel romantis kayak gitu! Apa bagusnya sih?" protesku sebab cemburu. Perhatiannya hanya tertuju pada kisah dalam novel, aku dinomorduakan.

Rainy menutup buku tebal yang sejak tadi dibaca, lantas menatapku sambil tersenyum. "Susah buat ngejelasinnya, Sayang. Kamu baca sendiri, deh. Kali aja bisa jadi cowok romantis kayak di novel-novel!" jawabnya, lalu terkekeh. Dia kembali menekuni halaman demi halaman. Sebal!

Bisa jadi cowok romantis hanya dengan membaca novel? Ah, aku tidak yakin. "Iya, aku bakal belajar jadi cowok romantis! Tapi bukan dari baca novel. Bosen!"

"Hahaha ...." Dalam renyah tawanya, terdengar seakan-akan dia tak meyakini kebulatan tekadku.

Rainy memang gadis romantis. Karena permintaannya, kami perayakan 'hari jadian' setiap minggu. Maka, Kamis menjadi hari istimewa. Ada saja yang dibelinya untukku. Bukan sesuatu yang mahal, tetapi sangat spesial.

Pertama, dia menghadiahiku topi. Benda itu menjadi favoritku sampai sekarang. Rainy juga membeli gantungan kunci dari kayu berbentuk hati. Hingga detik ini, masih kupasangkan dengan kunci motor. Yang terakhir, cangkir keramik dengan huruf 'C' yang dibentuk dari gambar biji-biji kopi.

"C is coffee?" tanyaku ketika menerima benda itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun