Kembali Zeya masuk ke dalam rumah setelah meletakkan kaleng berisi air di tempat yang tidak mungkin di terjang kucing atau hewan lain yang membuatnya tumpah.
***
Selama empat hari setelah itu, Zeya terus menerus berkutat di depan laptop, mempelajari segudang artikel dan jurnal terbaru, serta buku-buku pendukung yang dimilikinya. Agenda untuk tidur seharian di akhir pekan tidak pernah terlaksana. Bahkan, yang terjadi hanya begadang sepanjang malam, dengan isi kepala yang penuh memikirkan proyek-proyek yang tak kunjung selesai.
Sebanyak 11 mata kuliah dengan proyek yang berbeda dan harus selesai dalam waktu 3 minggu membuatnya hampir gila. Kemampuan manusia memang berbeda-beda, namun mengapa Zeya dapat kapasitas yang pas-pasan? Ia harus memutar otak setiap kali menghadapi tumpukan tugas agar bisa menyelesaikannya dengan kapasitas otaknya yang mungkin hanya beberapa megabyte.
"OKE, FINISHED BABEH!!" teriak Zeya dari dalam kamarnya. Laptop dan lembaran HVS yang penuh dengan tulisan dibiarkannya begitu saja, lalu ia keluar rumah untuk menghirup udara segar di alam terbuka.
Di halaman depan, Mama Zeya tampak menyemprotkan cairan ke tanamannya.
"Akhirnya keluar kamar juga, anak gadis. Udah capek?" gurau mamanya.
"Hmmm" hanya gumaman yang keluar dari Zeya.
"Apa kabar tuh kaleng di bawah tanaman mama?"
Zeya langsung terperanjat dari duduknya. Sudah empat hari ia melupakan tugasnya yang satu itu. Segera ia mengambil kaleng tersebut dan memeriksa isi di dalamya. 'OH GOD!' isi didalamnya hanya hewan kecil yang mati terapung. Tak satupun jentik-jentik yang hidup di sana. 'OKE MISSION FAILED' gumam Zeya. Saatnya plan B dieksekusi.
***