Mahen langsung memutar tubuhnya 180 derajat, menunjukkan wajah kesalnya. 'Astaga,' gumam Mahen sambil menutup wajah dengan tangan kanannya.
"Kenapa nggak sabar banget sih?" tanya Aruna sambil siap dengan motornya.
"Kirain ketiduran," jawab Mahen dengan senyum tipis. Kemudian mereka berdua berangkat menuju tempat magang.
Aruna masuk ke ruangan untuk menyerahkan laporan magang kepada pamong magang sebagai bukti UTS. Mas Kevin membuka laporan satu per satu untuk ditandatangani.
"Ini di lembar persetujuannya salah, kamu perbaiki dulu biar bisa saya tanda tangani sekarang," kata Mas Kevin dengan senyum manis seperti biasa.
"Bagian mana, Mas?"
"Ini namanya masih ada yang salah, nomor pegawainya belum ada," jawabnya.
Aruna hanya menatap Mas Kevin lemas.
"Udah tahu nomor pegawai belum?" tanya Mas Kevin.
"Belum, Mas. Yaudah, saya tulis langsung di sini, Mas," jawab Aruna, siap dengan bolpoinnya untuk memperbaiki di lembar yang salah.
"Mau ngapain? Nggak usah repot, Run. Kamu kirim file-nya ke WhatsApp saya, benerin sekalian di laptop saya," kata Mas Kevin.