Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Dampak Alat Peraga Kampanye (APK) dalam Persepsi Pemilih

19 Januari 2024   22:44 Diperbarui: 20 Januari 2024   12:00 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN Warga berjalan di samping baliho-baliho peserta Pemilu 2024 di Jalan Abdul Muis, Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Penempatan Alat Peraga Kampanye (APK) Sembarangan

Mengingat masa kampanye masih  berlangsung lama, sebaiknya pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) melihat ulang penempatan alat Peraga Kampanye APK yang telah dipasang para kontestan.  Bukan hanya waktu , sistem, tujuan kampanye yang jadi prioritas, 

Namun tempat-tempat memasang Alat Peraga Kampanye (APK)  harus ditinjau ulang. Misalnya, pada persimpangan jalan yang banyak digunakan masyarakat sebaiknya dihindari. Bagi  konstentan yang memasang baliho atau spanduk, persimpangan adalah tempat yang paling strategis untuk digunakan. 

Hal ini karena yang mereka jual kepada masyarakat bukan karya namun gambar dirinya.  Wajar saja mereka menganggap bahwa "Persimpangan adalah sebuah kantong suara yang menjanjikan ". Namun bagi penguna jalan hal ini sangat berbahaya dan  berdampak pada kecelakaan lalu lintas.  

Bagi pengguna jalan khususnya yang mengendarai mobil dan motor, setiap persimpangan membutuhkan konsentrasi tinggi dalam mengemudi. Ini bisa dilihat pada setiap rambu - rambu lalu lintas yang dipasang.

Ternyata pada persimpangan - persimpangan jalan baik jalan negara, kabupaten dan kecamatan saat ini penuh dengan baliho menutup rambu lalu lintas. Apabila tidak ditindak, maka akan membawa mala petaka bagi rakyat.  Mereka yang seharusnya dilindungi  lewat pemilu, namun malah teraniaya. 

Pada malam hari ketika lampu kendaraan  menyoroti jalanan di persimpangan jalan. Kondisi ini akan memunculkan cahaya silau, karena perpaduan antara lampu kendaraan dengan warna - warni yang ada pada baliho.  

Bagi masyarakat pengguna jalan yang matanya masih dalam keadaan normal tidak menjadi masalah. Lain halnya dengan masyarakat yang matanya alergi cahaya pada malam hari, maka akan menimbulkan tingkat kecelakaan lalu lintas. 

Bahasa pada Alat Peraga Kampanye (APK) Memunculkan Ambiguitas

Apabila dilihat dari sudut pandang bahasa yang digunakan dalam baliho adalah sama dengan bahasa iklan. Bahasa iklan yang harus bersifat komunikatif. Komunikatif artinya mudah dipahami dalam jarak dan waktu yang singkat. 

Misalnya sebuah iklan mempromosikan suatu barang. Iklan tersebut dipasang di jalan negara. Ukuran iklan disetting sedemikian rupa. Artinya, dari jarak 30 meter dengan pengguna jalan semua informasi tentang barang yang diiklankan harus dipahami dengan sempurna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun