Dengan adanya kasus di atas, guru sudah menerapkan karakter bertanggungjawab pada anak dengan cara meminta dan mengarahkan mereka untuk meletakkan mainan ke tempat semula. Kekurangannya  adalah guru belum menerapkan secara optimal dengan membiarkan beberapa anak  tidak memiliki karakter tanggungjawab yang sama dengan teman lainnya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan guru yaitu memberi satu mainan dan mengantarkan anak yang tidak mengembalikan mainan untuk mengembalikan mainan di tempat semula.Â
Selain itu, bisa dilakukan dengan cara  bernyanyi serentak  untuk memberi motivasi kepada anak. Hal yang paling penting  yaitu memberi apresiasi pada anak yang mengalami perubahan karakter dari tidak mengembalikan mainan menjadi mau mengembalikan mainan dengan kata-kata "Bagus, anak pintar", "Wah, ini anak shaleh", dan lain-lain.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menerapkan karakter pada anak, yaitu:
1. Karakter percya diri
Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru memulai pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa bersama. Sebelum masuk pembelajaran inti, guru biasanya memulai kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi bersamauntuk memberi motivasi dan memiliki tujuan agar anak bisa bersosialisasi dengan teman yang lain. Setelah melakukan kegiatan bernyanyi bersama, guru memberi motivasi agar anak maju satu persatu untuk bernyanyi. Pada saat guru bertanya "Hayo siapa yang berani maju untuk menyanyikan lagu "balonku ada lima?", biasanya semua anak akan menjawab, "Saya, Saya,". Namun, setelah guru menunjuk salah satu anak untuk maju ke depan, biasanya anak tiba-tiba malu karena semua teman melihat dan mendengarkannya. Pada saat inilah, guru memberi motivasi dengan cara atau kalimat "Ayo Mas Lana, pasti bisa!"
Setelah adanya pemberian motivasi tersebut, anak akan merasa bahwa ia mampu bernyanyi sendiri di depan kelas. Dengan ini, maka ia akan mulai mengembangkan rasa percaya dirinya dan diharapkan anak akan terus meningkatkan rasa percaya dirinya
2. Karakter disiplin
Saat proses pembelajaran berlangsung, guru akan mengevaluasi peserta didik satu persatu dengan cara ditanya tentang hasil karya yang mereka buat. Pada saat yang bersamaan, kebanyakan  anak  akan meminta didahulukan dari pada temannya. Maka disini peran guru sangat penting untuk menanamkan karakter disiplin dan antri dengan cara memberi motivasi, misal "Anak pintar, bergantian ya", "Tunggu, sampai dipanggil bu guru.", "Ayo, buat barisan yang rapi kebelakang, mari budayakan antri", dan banyak kalimat lainnya.
Setelah pembelajaran berakhir, motivasi dan apresiasi yang dilakukan oleh guru sangat penting untuk menanamkan bahwa yang dilakukan anak adalah hal yang baik dan perlu dilakukan seterusnya.
3. Hormat dan Santun