Mohon tunggu...
Mujib AlMarkazy
Mujib AlMarkazy Mohon Tunggu... Guru - Hidup mulia atau mati dalam perjuangan mencari ridho Allah

Guru Ngaji di Pedesaan, yang penting Allah ridho untuk bekal akhirat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesantren Pra dan Pasca Kemerdekaan

18 Mei 2019   16:01 Diperbarui: 18 Mei 2019   16:05 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. Islam Berkembang dalam Pergerakan

Untuk sementara penulis berasumsi bahwa kemajuan keilmuan dan karakter yang tangguh dalam membuat suatu perubahan tidak tergantung pada sekedar menyediakan sarana dan prasarana pendidikan saja, tapi ada satu hal yang lebih penting, yakni hidup dalam suasana pergerakan. 

Penulis tidak menuduh bahwa pendidikan sekarang ini tidak memiliki visi pergerakan seperti generasi awal. Cuman, tulisan ini sedikit menggelitik para pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan, terkhusus pendidikan Islam seperti IAIN, dan pondok pesantren lainnya. 

Mohon maaf, menurut hemat penulis, bahwa untuk membentuk anak didik dengan output yang bisa membawa terobosan besar untuk Islam dan Indonesia, mestilah dimulai dari para ustadz dan dewan guru pun harus aktif dalam dunia pergerakan Islam. Aktif dalam pergerakan Islam tidak harus turun dalam aksi demo, tapi sifat pergerakan dan api semangat pergerakan itu tidak boleh luntur dari jiwa pendidik. Kita sering menyoal tentang rendahnya kualitas output dari siswa di sekolah atau santri di pesantren tapi praktek dari guru yang tidak bisa menjadi teladan dalam mendidik telah menjawab semua ketersesatan dan kelemahan ini. 

8. Mengawinkan Pesantren dan Pergerakan

Sudah menjadi keharusan bahwa pendidikan keilmuan dan karakter tidak bisa dipisahkan dari nilai pergerakan. Dimulai dari dewan guru dan asatidz yang rela bertungkus-lumus dalam Pergerakan Islam. Menyediakan sedikit waktu diluar kesibukan mengajarnya untuk terjun membina ummat tanpa pamrih agar apa? Agar tumbuh dan tetap terpelihara militansi perjuangan dalam membangun ummat. 

Diharapkan dari resonansi atau getaran amplitudo dari jiwa seorang pendidik yang cinta dengan perjuangan akan melahirkan generasi yang cinta kepada Allah dan Rasulul-Nya. Juga diharapkan akan melahirkan generasi yang tangguh dab unggul dalam segala hal  demi perjuangan menghidupkan Islam secara kaffah di seluruh penjuru dunia, serta menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dan guru bagi kemajuan Islam, keilmuan dan kemanusiaan nantinya. Aammiin. 

Semoga bermanfaat. 

Wanggudu,  Asera, Sulawesi Tenggara,

8 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun