7. Islam Berkembang dalam Pergerakan
Untuk sementara penulis berasumsi bahwa kemajuan keilmuan dan karakter yang tangguh dalam membuat suatu perubahan tidak tergantung pada sekedar menyediakan sarana dan prasarana pendidikan saja, tapi ada satu hal yang lebih penting, yakni hidup dalam suasana pergerakan.Â
Penulis tidak menuduh bahwa pendidikan sekarang ini tidak memiliki visi pergerakan seperti generasi awal. Cuman, tulisan ini sedikit menggelitik para pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan, terkhusus pendidikan Islam seperti IAIN, dan pondok pesantren lainnya.Â
Mohon maaf, menurut hemat penulis, bahwa untuk membentuk anak didik dengan output yang bisa membawa terobosan besar untuk Islam dan Indonesia, mestilah dimulai dari para ustadz dan dewan guru pun harus aktif dalam dunia pergerakan Islam. Aktif dalam pergerakan Islam tidak harus turun dalam aksi demo, tapi sifat pergerakan dan api semangat pergerakan itu tidak boleh luntur dari jiwa pendidik. Kita sering menyoal tentang rendahnya kualitas output dari siswa di sekolah atau santri di pesantren tapi praktek dari guru yang tidak bisa menjadi teladan dalam mendidik telah menjawab semua ketersesatan dan kelemahan ini.Â
8. Mengawinkan Pesantren dan Pergerakan
Sudah menjadi keharusan bahwa pendidikan keilmuan dan karakter tidak bisa dipisahkan dari nilai pergerakan. Dimulai dari dewan guru dan asatidz yang rela bertungkus-lumus dalam Pergerakan Islam. Menyediakan sedikit waktu diluar kesibukan mengajarnya untuk terjun membina ummat tanpa pamrih agar apa? Agar tumbuh dan tetap terpelihara militansi perjuangan dalam membangun ummat.Â
Diharapkan dari resonansi atau getaran amplitudo dari jiwa seorang pendidik yang cinta dengan perjuangan akan melahirkan generasi yang cinta kepada Allah dan Rasulul-Nya. Juga diharapkan akan melahirkan generasi yang tangguh dab unggul dalam segala hal  demi perjuangan menghidupkan Islam secara kaffah di seluruh penjuru dunia, serta menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dan guru bagi kemajuan Islam, keilmuan dan kemanusiaan nantinya. Aammiin.Â
Semoga bermanfaat.Â
Wanggudu, Â Asera, Sulawesi Tenggara,
8 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H