Mohon tunggu...
Mujib AlMarkazy
Mujib AlMarkazy Mohon Tunggu... Guru - Hidup mulia atau mati dalam perjuangan mencari ridho Allah

Guru Ngaji di Pedesaan, yang penting Allah ridho untuk bekal akhirat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesantren Pra dan Pasca Kemerdekaan

18 Mei 2019   16:01 Diperbarui: 18 Mei 2019   16:05 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori keempat adalah teori Makkah. Teori ini berasumsi bahwa Islam langsung dibawa oleh pejuang dan musafir demi tersebarnya agama ke seluruh alam. Teori ini diusung oleh Buya Hamka, Van Leur, Anthony H. Johns,  dan T.W Arnold. Penguat teori ini adanya perkampungan Arab di Barus dengan nama Bandar Khalifah. 

Penguat lainnya adalah adanya batu bertulis di salah satu Makam di daerah Barus sejak Abad ke-7 M. Pada masa itu diperkirakan kekhalifahan Islam saat itu di bawah kepemimpinan seorang Sahabat Nabi yang terkenal bernama Sayyidina Muawiyah ra., atau yang dikenal juga awal dari kepemimpinan Bani Umayyah kala itu. 

Penulis condong pada teori keempat ini, bahwa Islam masuk jauh sebelum abad ke-13 atau abad ke-9 itu. Bahkan Indonesia telah dikenal oleh Dunia jauh sebelum abad ke-7 masa Kekhalifahan Bani Umayyah itu. Menurut seorang pakar Bahasa Arab, Ust. Ady Hidayat. Lc.,M.A Ia pernah mengatakan bahwa Indonesia jauh telah di kenal oleh orang Arab, bahkan ada salah satu kosa dan dalam Al-Qur'an yang menyerap dari bahasa Indonesia. Kata "kaafura," itu diambil dari bahasa Indonesia yang berasal dari Barus itu, ya, kapur barus. 

Kata "Kaafuraa", terdapat pada Surat ke-76 ayat ke-5 atau dikenal dengan Surat Al-Insan atau juga Ad Dahr. Jika merujuk kepada tafsir Ibnu Katsir, bahwa "Kaafur" adalah sesuatu yang harum dan sejuk. Memang kapur yang menjadi campuran kapur sirih adalah dingin, harum dan sejuk. Kata yang di serap dari Bahasa Indonesia. 

Sejauh pengamatan penulis, jalur masuknya Islam ke Indonesia bukan hanya melewati pintu barat yakni Banda Aceh, tapi juga dari wilayah timur Indonesia. Prasasti itu pernah diungkapkan dalam bukunya Buya Hamka, "Tuanku Rao: Antara Khayalan dan Fakta." Prasasti Kuburan tua yang berada sekitar abad ke-7 silam di wilayah Tidore. 

Salah satu yang memperkuat dugaan penulis tentang tuanya masa masuknya Islam di wilayah timur Indonesia itu adalah umur dari kerajaan Islam kala itu. Silahkan kita lihat di Wikipedia, Kesultanan Samudera Pasai berdiri sejak tahun 1267 M dan berakhir ketika invasi Portugis tahun 1521 M. Sedangkan jika dibandingkan dengan masa berdirinya Kesultanan Tidore sejak tahun 1081 M kemudian menyatakan diri bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1950 M. Lihat perbedaannya hampir 200 tahun jarak antara lahirnya Kesultanan Samudera Pasai dengan Kesultanan Tidore.

Jika dibandingkan dengan Kesultanan Demak, sebagai kesultanan pertama di tanah Jawa. Kesultanan Demak berdiri pada tahun 1475 M dan berakhir tahun 1554 M akibat perebutan kekuasaan di kalangan kerabat kerajaan. Jika dibandingkan dengan Kesultanan Samudera Pasai maka kesultanan Demak baru lahir setelah 200 tahun berkibar bendera Kesultanan Samudera Pasai. Artinya, hampir 400 tahun alias 4 Abad jarak antara kesultanan Tidore dan Kesultanan Demak sebagai pusat penyebaran Islam di Indonesia, seperti yang diketahui kebanyakan orang itu. 

Maka, penulis berasumsi bahwa memang Islam masuk ke wilayah timur hampir sama tuanya dengan ketika Islam masuk di wilayah barat Indonesia. Terus yang menjadi pertanyaan sehingga penulis tergelitik untuk menuliskan perkara ini adalah, mengapa Islam di tanah Jawa lebih bertahan lama alias mampu awet dalam mengahadapi gempuran misionaris Belanda kala itu? 

Apa keunggulan Islam di tanah Jawa? Jangan berasumsi bahwa adanya para wali saja, sebab sebenarnya semua pejuang penyebar Islam itu hakekatnya dia adalah wali Allah, cuman mungkin level setiap kewalian itu berbeda. Mengenai terkenal itu anugerah, memang ada wali Allah yang tidak terkenal. Katakanlah Nabi Musa as., lebih terkenal di kalangan Bani Israel kala itu daripada guru spiritual Nabi Musa as, yakni Nabi Khidir as.

2. Keunggulan Islam di Indonesia Barat

Kalau kita berjalan di tanah Jawa, maka kita akan dapat begitu berjibun pondok pesantren. Hampir setiap lorong ada lagi pesantren. Inilah rahasianya, yakni, kaderisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun