Tata krama atau kita kenal dengan etika akan berbuah keindahan (estetika). Lihat saja etika para chef dalam memasak dan menghidangkan setiap makanan. Rapih nan elok. Hidangan yang tersajikan dengan penuh estetika serasa membangkitkan minat makan kita. Lalu menyantapnya dengan etika akan menyempurnakan kenikmatan kita menikmati keindahan itu.
Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, makanlah dari yang terdekat, dari pinggir. Seruan itu bermakna bahwa kita makan dengan pelan penuh kehati-hatian, mulai pinggir lalu ke tengah. Makan dari pinggir tidak akan langsung merusak keindahan hidangan yang kita santap. Sedikit demi sedikit, kita sadari, resapi dengan penuh tata krama.
Beragam adab lain seperti makan dengan duduk, berdoa sebelum makan, makan dengan tangan kanan akan menghadirkan estetika dalam perilaku makan.
Bukan hanya itu, banyak tinjauan ilmiah menyebutkan kalau makan dengan duduk jauh lebih menyehatkan daripada makan dengan berdiri. Oleh karena itu, makan beretika dan berestetika menghadirkan keasyikan yang seru.
Rasakan Setiap Kunyahan (R)Â
Langkah selanjutnya adalah memasukkan makanan ke dalam mulut. Mangga yang tadinya sudah di tangan, pelan-pelan dimasukkan ke dalam mulut. Letakkan dengan lembut tanpa mengunyahnya terlebih dahulu. Sejenak rasakan sensasi rada dan teksturnya di mulut. Luangkan beberapa saat untuk fokus pada sensasi tersebut. Kemudian, kunyahlah secara perlahan. Jangan buru-buru menelannya. Rasakan perubahan sensasi dari waktu ke waktu.
Ketika kita sudah siap menelan mangga itu, periksa kembali keinginan untuk menelannya. Dengan demikian kita menyadari sepenuhnya bahwa kita akan menelan mangga itu. Lalu, kita menelan mangga itu secara sadar dan perlahan. Terakhir, perhatikan kembali apakah kita bisa merasakan bagaimana mangga bergerak turun ke perut. Rasakan sensasi tubuh dan perasaan secara keseluruhan seusai menyantap mangga itu.
Sensasi mengunyah akan maksimal terasa jika aktivitas ini tidak disambi dengan aktivitas lain. Seyogyanya, kita meluangkan waktu 15-30 menit untuk fokus menikmati makanan. Kalau kita mindful, maka kita akan menyadari betapa proses makan itu memberikan keasyikan yang seru dan membahagiakan.
Ucapkan Syukur (U)
Mengucapkan syukur secara mendalam bisa dilakukan selama proses makan. Baik sebelum, selama, dan seusai makan. Bergembira saat hidangan makanan tersajikan, saat menikmati makan, dan seusai makan. Kita bisa membayangjan proses dari asal mula makanan bermula hingga sampai tersaji di hadapan kita.
Tentunya melaui proses panjang dan terkadang melibatkan banyak orang. Kita juga bisa mendoakan seluruh orang yang terlibat dalam penyajian makan itu.