Â
D. BERAPA JUMLAH KORBAN TRAGEDI MINA 2015? MELEBIHI MINA 1990?
Kalau dihitung secara benar, ketika jumlah jamaah Indonesia yang wafat pada tragedi Mina adalah 57, jumlah total yang wafat adalah 932. Prediksi saya, dengan mengambil proporsi yang setara, ketika jama’ah Indonesia yang wafat 57, jumlah total 932, saat ini jumlah jama’ah Indonesia yang wafat dalam tragedi Mina adalah 123, maka jumlah total yang wafat adalah (123/57)*932 = 2012, jauh di atas jumlah yang wafat pada tragedi Mina 1990. Apalagi kalau ditambah jumlah jama’ah yang masih hilang atau belum teridentifikasi, mungkin masih bisa lebih besar. SESUATU YANG SANGAT SERIUS TELAH TERJADI, PADAHAL SUDAH DIBANTU PENERAPAN TEKNOLOGI DARI JERMAN. Saya tidak tahu alasannya mengapa Arab Saudi  dan Mesir kompak mengatakan jumlah total yang wafat selalu 769. Padahal prediksi saya, jumlah jama’ah yang wafat cukup besar selain Iran adalah Mesir. Terhadap negera Mesir ini, negeri para Nabi, saya cukup prihatin, ketika mempunyai Presiden yang Hafidz dan bersikap tegas terhadap Israel, sekarang malah mendapatkan hukuman mati. Jadilah sekarang Mesir tidak mampu bersikap tegas terhadap Israel.
E. BAGAIMANA KRONOLOGINYA MENGAPA PREDIKSI JUMLAH YANG WAFAT SANGAT BESAR?
Tanggal 23 September 2015 (9 Dzulhijah) [12]
Pintu kereta api yang mengangkut jama’ah dari Mekah ke Arafat (untuk melaksanakan ibadah wukuf)  tak berfungsi, sehingga banyak jama’ah mengalami sesak nafas
Tanggal 24 September 2015 dini hari (10 Dzulhijah) [7]
Tanggal 24 September 2015 dinihari perjalanan kereta api dari Mekah/Arafat/Muzdalifah ke Mina banyak ditunda, dan ketika berjalanpun banyak berhenti tanpa alasan yang jelas, karena ada orang penting (menyebutnya raja Arab) akan naik Haji.
Komentar saya: perjalanan kereta api banyak ditunda sering berhenti mungkin disebabkan:
- Ada hubungannya dengan kerusakan pintu kereta api sehari sebelumnya
- Ada orang penting akan berhaji, jadi biar di jamarat tidak terjadi penumpukan jama’ah, karena beberapa rute akan ditutup, maka sengaja kereta api tidak dijalankan, sehingga harapannya jama’ah belum sampai di jamarat. Sebenarnya sudah ada maksud baik dengan penundaan kereta api ini.
Para Jama’ah yang Gagah Berani (Tanggal 24 September 2015 dini hari sampai pagi) [5]
Karena frustasi menunggu kereta api yang tidak kunjung jalan lebih dari dua jam, akhirnya dini hari juga para jama’ah dengan gagah berani pantang menyerah memutuskan untuk berjalan kaki dari Arafat/Muzdalifah sampai Mina (Arafat-Mina kira-kira 14 km, Muzdalifah-Mina kira-kira 9 km, Mekah-Mina 7 km). Dapat dibayangkan, para jama’ah yang sudah menumpuk selama lebih dua jam di stasiun kereta api dari berbagai stasiun, akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki menuju Jamarat. Yang berjalan kaki cukup jauh ini mungkin para jama’ah Afrika dan beberapa negera Asia. Kalau Jama’ah Indonesia memang pemondokannya dekat dengan Jamarat, hanya perlu melewati terowongan Mu’asim. Dapat dipahami ibadah haji dapat dianalogikan seperti perjalanan ke medan perang, jadi para jama’ah tetap jalan terus walaupun harus jalan kaki.