a. Socrates (470-399 SM), yang menjelaskan bahwa prinsip dasar pendidikan adalah metode dialektis. Seorang pendidik tidak boleh memaksakan gagasan-gagasan apapun kepada siswa, karena siswa seorang siswa dituntut untuk bisa mengembangkan sendiri dengan berpikir secara kritis, dalam rangka meneruskan intelektualitas, mengembangkan kebiasaan dan kekuatan mental siswa. Dalam pendidikan Socrates menggunakan sistem atau cara berpikir yang bersifat induksi, dengan menyimpan pengetahuan yang bersifat umum dengan berpangkal dari banyak pengetahuan tentang hal khusus.
b. Plato (427-347 SM), yang menjelaskan bahwa negara wajib memberikan wahana kesempatan pendidikan bagi semua warga negaranya. Pendidikan merupakan sarana pembebasan manusia dari katidaktahuan dan ketidakbenaran. Plato mengungkapkan, tujuan pendidikan adalah untuk menemukan kemampuan-kemampuan ilmiah setiap individu dan melatihnya, sehingga pendidikan harus diprogramkan dan direncanakan dengan baik. Plato menyusun tahapan pendidikan, yaitu umur sampai 20 tahun, 20 tahun sampai dengan 30 tahun, dan 30 tahun sampai 40 tahun.
c. Aristoteles (367-345 SM), bahwa pendidikan bukan saja persoalan akal, tetapi menyangkut proses pembimbingan pada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, guna mengatur nafsu-nafsu.
Dalam bab ini menjabarkan pula tentang lingkup dan aliran filsafat pendidikan modern, sebagai berikut :
1. Lingkup filsafat pendidikan
Secara makro, lingkup filsafat pendidikan adalah permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya. Secara mikro, lingkupnya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan sifat hakikat pendidikan
b. Merumuskan sifat hakikat manusia
c. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan
d. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan
e. Merumuskan hubungan antara filsafat negara, filsafat pendidikan dan politik pendidikan