Media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok tidak hanya menjadi sumber berita dan informasi politik, tetapi juga platform untuk berdiskusi, mengorganisir aksi politik, dan menyuarakan pendapat politik mereka. Hal ini memungkinkan generasi Z untuk terlibat secara langsung dalam berbagai isu politik dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan secara massal.
Teknologi digital juga memfasilitasi partisipasi politik generasi Z melalui aplikasi dan platform yang didesain khusus untuk memberikan informasi tentang pemilu, calon politik, dan isu-isu politik yang relevan.Â
Contohnya adalah aplikasi pemilu yang menyediakan panduan pemilih, lokasi tempat pemungutan suara, dan informasi tentang calon, yang membuat generasi Z lebih mudah terlibat dalam proses politik. Selain itu, teknologi juga memungkinkan generasi Z untuk mengorganisir petisi online, kampanye crowdfunding, dan aksi kolektif lainnya dengan cepat dan efisien.
Namun, peran media dan teknologi digital dalam membentuk kepedulian politik juga memiliki tantangan tersendiri. Informasi yang tersebar luas di media sosial sering kali tidak diverifikasi dengan baik, yang dapat mempengaruhi pemahaman generasi Z tentang isu-isu politik.Â
Selain itu, algoritma yang digunakan oleh platform media sosial cenderung memperkuat gelembung informasi (echo chamber) di mana pengguna hanya terpapar pada sudut pandang yang sejalan dengan pandangan mereka sendiri. Hal ini dapat membatasi pemahaman mereka tentang berbagai sudut pandang politik dan memperkuat polarisasi opini.
Penting bagi generasi Z untuk dikembangkan literasi digital dan keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi informasi politik yang kompleks dan sering kali bermuatan emosional di media sosial. Pendidikan tentang cara menilai kebenaran informasi, mengidentifikasi disinformasi, dan memahami berbagai perspektif politik sangat penting untuk membantu mereka menjadi pemilih yang cerdas dan aktif dalam proses demokrasi.Â
Dengan demikian, media dan teknologi digital, jika digunakan dengan bijak dan disertai dengan literasi yang baik, dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan partisipasi politik generasi Z dan membentuk masa depan politik yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
Generasi Z menunjukkan tingkat kepedulian dan partisipasi politik yang signifikan, didorong oleh faktor-faktor seperti pendidikan politik yang baik, pengaruh lingkungan sosial dan keluarga, serta peran media dan teknologi digital. Mereka tidak hanya aktif dalam pemilihan umum dan aktivisme melalui media sosial, tetapi juga terlibat dalam organisasi dan gerakan sosial yang memperjuangkan berbagai isu penting. Meskipun dihadapkan pada tantangan seperti disinformasi dan polarisasi opini di media sosial, generasi Z menunjukkan kemampuan untuk mengatasi hambatan ini dengan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital yang baik.
Pentingnya mendukung partisipasi politik generasi Z terletak pada potensi mereka untuk membentuk arah politik masa depan yang lebih inklusif dan progresif. Dengan memberikan pendidikan politik yang komprehensif, menciptakan lingkungan sosial yang mendukung diskusi terbuka, dan mengembangkan keterampilan teknologi digital yang diperlukan, kita dapat memastikan bahwa generasi Z tidak hanya menjadi pemilih yang cerdas, tetapi juga aktor yang aktif dalam membangun masyarakat yang lebih demokratis dan berkeadilan.
DAFTAR PUSTAKA