Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Obrolan dengan Gadis di Bus

16 Maret 2020   00:03 Diperbarui: 16 Maret 2020   01:27 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Arsitek mbak. Saya penyuka seni."

Mengucap 'cita-cita' rasanya seperti kekanak-kanakan. Walaupun begitu, gadis itu tetap menanggapinya dengan santai tanpa ada tendensi tertandingi.

Bus melesat dengan cepat meninggalkan deretan rumah makan.

"Aku suka sekali ada teman ngobrol seperti mbak. Jadi pengalaman pertama." Ucap Handai ketika gadis itu merogoh sesuatu di bagasi atas. Spontanitas itu kembali terucap kedua kalinya.

Gadis itu kembali duduk dan memencet tombol power. Layar laptopnya langsung menyala dan menampilkan sebuah gambar. Setelah itu, ia memutar video sebuah serial kartun tentang kehidupan bawah laut.

"Terima kasih mas. Kalau diam saja rasanya dunia seperti ada yang kurang. Apalagi masnya tadi gumam sendiri. Makanya, aku ngomong aja biar ada teman gitu." Tukas gadis itu dengan senyum merekahnya.

Bus memasuki area hutan gelap yang minim penerangan. Ada rasa yang menelusup tanpa ia sadari, kenapa suasananya bisa menjadi ramai.

"Aku bukannya ngomong sendiri lho mbak. Tapi suka mikir saja dan syukur kalau ada yang mau ajak ngobrol. Bukannya aku gila lho. Hehe." Cengir Handai.

"Santai saja mas, aku biasa dekat dengan orang yang begituan. Kalau aku amati, orang seperti itu sangat butuh empati. Obrol aja biar suasananya tidak buntu." Jawabnya dengan suara yang terdengar renyah. Senyumnya terpampang.

"Terima kasih lho mbak."

"Hehehe....." Tawa renyahnya membelah kesunyian kabin. Ia langsung melanjutkan, "Ngobrol santai aja. Tak ada yang perlu ditakuti apalagi dihina hehe."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun