Kecenderungan Generasi Muda dalam Menanggapi Krisis Ekonomi
Konsumsi yang tinggi di kalangan generasi muda Indonesia juga dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap masa depan dan ketidakpastian ekonomi.
Ketika menghadapi krisis atau ketidakpastian ekonomi, Keynes berpendapat bahwa individu cenderung meningkatkan tabungan mereka sebagai bentuk perlindungan terhadap ketidakpastian yang ada.
Namun pada generasi muda Indonesia, kecenderungan ini tidak selalu tercermin. Sebaliknya, mereka sering kali menganggap konsumsi sebagai cara untuk mengatasi stres atau kebosanan, terutama dalam kondisi sosial-ekonomi yang tidak stabil.
Contoh nyata dari fenomena ini adalah bagaimana generasi muda di Indonesia sering kali lebih memilih untuk membeli barang konsumsi meskipun situasi ekonomi sedang lesu atau menghadapi krisis seperti yang terjadi pada masa pandemi COVID-19.
Di saat ekonomi tertekan, alih-alih menahan konsumsi atau mengalihkan dana untuk tabungan, generasi muda tetap menunjukkan pola konsumsi yang cenderung meningkat, baik melalui pembelian barang-barang teknologi, pakaian, maupun kosmetik.
Solusi untuk Mengatasi Perilaku Konsumtif yang Berlebihan
Dari perspektif Keynesian, untuk menjaga perekonomian tetap stabil, penting untuk memiliki keseimbangan antara konsumsi, tabungan, dan investasi.
Salah satu cara untuk mengatasi perilaku konsumtif yang berlebihan di kalangan generasi muda adalah dengan meningkatkan literasi keuangan.
Pendidikan mengenai pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat, investasi jangka panjang, serta pentingnya tabungan dapat membantu mengubah pola pikir konsumtif yang impulsif menjadi lebih rasional.
Selain itu, perubahan kebijakan pemerintah yang mendorong penghematan dan investasi juga dapat membantu menstabilkan perekonomian domestik.