Fenomena ini menggambarkan bahwa kelas menengah kita tidak begitu stabil seperti yang kita bayangkan.
Apabila kelas menengah hancur, maka perekonomian akan sangat bergantung pada konsumsi masyarakat kelas bawah dan atas. Tentu, hal ini juga sangat rentan terhadap ketimpangan dan ketidakadilan.
Menutup Lubang Kemiskinan
Untuk menutup lubang kemiskinan, kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan sosial atau program subsidi yang sifatnya sementara.
Kita perlu menciptakan fondasi yang lebih kokoh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.
Salah satu solusi yang paling mendasar adalah pendidikan dan keterampilan. Tanpa pendidikan yang berkualitas dan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja, masyarakat kelas menengah ke bawah akan terus terjebak dalam siklus kemiskinan.
Pendidikan adalah pintu utama untuk keluar dari kantong kemiskinan. Namun pendidikan yang dimaksud bukan hanya soal memiliki gelar, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman seperti menguasai teknologi digital, keterampilan kewirausahaan, dan kemampuan berinovasi.
Dalam konteks ini, peran pemerintah sangat besar, baik dalam meningkatkan kualitas pendidikan formal maupun menyediakan akses pendidikan non-formal yang lebih murah dan mudah dijangkau. Tentu saja, pemerataan pendidikan harus menjadi prioritas.
Selain itu, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas juga menjadi kunci penting. Dengan investasi yang tepat di sektor-sektor yang padat karya seperti industri kreatif, pariwisata, dan sektor digital, kita dapat menciptakan lebih banyak peluang bagi mereka yang terperangkap dalam kemiskinan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.