Namun kenyataannya berkata lain. Warga Luwu lebih peduli pada substansi dan kualitas pemimpin daripada sekedar siapa yang mereka anggap "berhak" memimpin.
Dalam The Sociological Imagination, menurut Milss (2023), bahwa politik dinasti sering kali menghalangi inovasi dan pembaruan yang diperlukan dalam pemerintahan.
Jika anak mantan Bupati Luwu ini berpikir bahwa hanya dengan meneruskan kekuasaan ayahnya, ia dapat menjamin kemenangan. Namun warga Luwu ingin pemimpin yang mampu membawa kemajuan, bukan hanya sekedar meneruskan tongkat estafet yang sudah usang.
Politik dinasti mungkin memberikan keuntungan awal, tetapi itu tidak bisa bertahan lama. Apabila tidak dapat menawarkan ide segar, kebijakan yang relevan, dan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat, maka kekuasaan itu akan mudah jatuh dan runtuh.
Inilah yang akhirnya dialami oleh anak mantan Bupati Luwu bahwa warisan politik tidak menjamin apa-apa. Terlebih dalam memimpin suatu daerah tanpa memiliki kualitas kepemimpinan di dalam dirinya, maka niscaya memenangkan arena politik.
Rakyat mencari Pemimpin, bukan Keluarga Politik
Kekalahan beruntun di Luwu Raya yang dialami oleh Bupati petahana Luwu Timur, suami mantan Bupati Luwu Utara, anak mantan Walikota Palopo, dan anak mantan Bupati Luwu, memberikan pelajaran besar bagi kita semua bahwa politik dinasti sudah mulai ditinggalkan oleh rakyat, khususnya masyarakat Luwu Raya.
Rakyat kini semakin sadar bahwa politik bukanlah soal siapa Anda, melainkan apa yang bisa Anda lakukan untuk mereka dan terhadap pembangunan daerah di tengah tantangan zaman yang sangat kompleks dan penuh dengan ketidakpastian.
Pilkada serentak 2024 telah menunjukkan bahwa meskipun Anda lahir dalam keluarga besar, namun itu tidak cukup untuk memenangkan hati rakyat.
Rakyat ingin pemimpin yang dapat memberikan solusi nyata, bukan sekedar yang mengandalkan nama besar atau kedekatan keluarga. Oleh sebab itu, bagi politisi yang menuai kekalahan mungkin sudah saatnya menyadari bahwa kekuasaan tidak bisa diwariskan, tetapi harus diperjuangkan.
Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa politik dan kekuasaan bukanlah warisan keluarga, tetapi tentang kualitas pemimpin yang bisa memberikan perubahan nyata bagi masyarakat.