Selama bertahun-tahun memimpin, seseorang pasti berpikir "rakyat sudah tahu kerja saya, sudah ada pencapaian, lalu apalagi yang kurang?", kurangnya adalah keinginan untuk perubahan.
Siapa yang menyangka bahwa warga Luwu Timur yang selama ini dibiasakan dengan pemerintahan yang stabil dan "tanpa tersentuh", akhirnya memilih untuk berpaling ke kandidat lain.
Dalam kajian politik kontemporer, Brennan & Hamlin (2020) menjelaskan bahwa rakyat cenderung mencari perubahan ketika mereka merasa bahwa pemerintahan yang ada hanya berjalan di tempat dan tidak menghasilkan kemajuan nyata.
Tampaknya, petahana di Luwu Timur lupa bahwa kursi kekuasaan tidak bisa diperoleh hanya dengan status "sudah memimpin". Ternyata, warga Luwu Timur mencari sesuatu yang lebih dari sekedar kelanjutan episode dari pemerintahan yang lama.
Sebagai petahana memang punya banyak keuntungan seperti nama sudah dikenal, kebijakan mudah diterima, dan pengaruh dalam birokrasi. Namun kenyataan yang harus diterima adalah tanpa perubahan nyata dan terobosan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, petahana akan menjadi figuran dalam drama Pilkada.
Rakyat tak peduli dengan predikat "sudah menjabat". Mereka ingin pemimpin yang bisa membawa inovasi dan memberikan solusi atas masalah yang ada, bukan hanya janji-janji manis.
Kenapa tak bisa seperti Istrinya?
Selanjutnya, suami mantan Bupati Luwu Utara yang pasti sudah memiliki keyakinan dalam hati, "jika istri saya sukses, saya juga pasti bisa".Tentu saja, siapa yang bisa menahan godaan untuk mencoba melanjutkan warisan politik istri yang pernah memimpin? Tapi tahukah kenyataannya seperti apa?
Warga Luwu Utara ternyata tidak peduli dengan hubungan keluarga atau popularitas. Mereka ingin pemimpin yang bisa membawa perubahan nyata, bukan hanya meneruskan cerita yang sudah lama.
Menurut Acemoglu & Robinson (2019), menegaskan bahwa pemilih yang lelah dengan stagnasi pemerintahan cenderung mencari pemimpin baru yang membawa harapan baru dan visi yang lebih segar.
Dalam hal ini, warga Luwu Utara mencari pemimpin lebih dari sekedar kelanjutan politik dinasti. Mungkin, suami mantan Bupati ini harus merenung sejenak, apakah dia menawarkan sesuatu yang benar-benar baru? Jika tidak, mungkin itulah alasan kekalahannya.