Mohon tunggu...
Muhammad guntur
Muhammad guntur Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM semoga kita di berikan umur yang panjang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

14 tema dengan teori di bawah ini

17 Januari 2025   21:19 Diperbarui: 19 Januari 2025   06:41 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

 

Relevansi untuk Pengembangan Pribadi: Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam pengembangan pribadi. Dengan memahami dan mengembangkan EI, individu dapat mengelola emosi mereka dengan lebih efektif, mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Meningkatkan kecerdasan emosional juga mendukung pengembangan keterampilan interpersonal yang penting, yang mengarah pada komunikasi yang lebih empati dan efektif. Dengan peningkatan kemampuan untuk memahami, memahami, dan mengelola emosi, individu dapat membentuk hubungan pribadi dan profesional yang lebih kuat dan lebih memuaskan.

Selain itu, EI mendorong kesadaran diri dan introspeksi yang lebih besar, mendorong pertumbuhan pribadi dan manajemen diri yang lebih baik. Ketika individu menjadi lebih sadar akan respons dan pola emosional mereka, mereka dapat lebih memahami kekuatan, kelemahan, dan pemicu mereka. Kesadaran ini dapat menghasilkan strategi yang lebih efektif untuk pertumbuhan dan perubahan pribadi.

Dengan memahami bahwa kompetensi emosional dapat dipelajari dan ditingkatkan, individu diberdayakan untuk melatih keterampilan emosional mereka secara aktif. Hal ini dapat mengarah pada peningkatan rasa efikasi diri, peningkatan ketahanan dalam menghadapi tantangan, dan pandangan yang lebih positif tentang kehidupan mereka.

Kesimpulannya, Teori Kecerdasan Emosional Daniel Goleman adalah alat yang tak ternilai untuk pengembangan pribadi, menyediakan kerangka kerja untuk memahami, mengembangkan, dan menerapkan keterampilan emosional dalam berbagai konteks, yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan, hubungan yang lebih baik, dan pertumbuhan pribadi.

 

Relevansi untuk Organisasi: Teori Kecerdasan Emosional oleh Daniel Goleman sangat penting bagi perusahaan. Ini sangat menekankan kapasitas untuk memahami, memahami, dan mengendalikan emosi baik dalam diri sendiri maupun orang lain. Motivasi, keterlibatan, dan kepuasan karyawan semuanya ditingkatkan oleh kecerdasan emosional, yang juga mendorong kerja sama produktif dan interaksi interpersonal. Budaya perusahaan yang sehat dapat dikembangkan oleh pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional. Mereka juga dapat memotivasi dan memberdayakan staf mereka, beradaptasi dengan perubahan, dan menginspirasi orang lain. Bisnis dapat berhasil dalam lingkungan kerja yang berubah saat ini dengan memasukkan kecerdasan emosional ke dalam prosedur organisasi, menghasilkan kinerja yang lebih tinggi, hubungan yang lebih kuat, dan kesuksesan menyeluruh.

6. Teori belajar sosial albert bandura.

       Teori belajar social Bandura (1965a, 1965b, 1971, 1977) menguraikan kumpulan ide mengenai cara perilaku dipelajari dan diubah. Penerapan teori ini hampir pada seluruh perilaku, dengan perhatian khusus pada cara perilaku baru diperoleh melalui belajar mengamati (observational learning). Teori ini digunakan dengan mudah untuk perkembangan agresi, perilaku yang ditentukan, ketekunan, belajar loncatan ski, dan reaksi psikologis yang datar pada emosi. Teori Bandura dengan jelas menggunakan sudut pandang kognitif dalam menguraikan belajar dan perilaku. Melalui kognitif kita berarti Bandura berasumsi tentang pikiran manusia dan menafsirkan pengalaman mereka. Contoh, Bandura (1977) membantsah bahwa belajar kompleks hanya dapat terjadi ketika orang sadar dari apa yang dikuatkan. Rangkaian kejadian itu merupakan perilaku ingin yang diikuti oleh penguatan)," tetapi Bandura akan membantah bahwa penguatan seperti itu tidak akan memberikan pengaruh yang kuat pada perilaku. Anak-anak pertama- tama harus mengerti hubungan antara perilaku yang benar dan peristiwa penguatan. Dalam perbedaan kedudukan Bandura, teori belajar tradisional (seperti Skinner dan Hull) berasumsi tidak menerima proses kognitif manusia. Agaknya masalah utama untuk mendapatkan perilaku dari manusia supaya dapat dikuatkan . menurut kedudukan tradisional, penguatan "menguatkan" perilaku, membantu perilaku lebih terjadi seterusnya. Hal utama dari pendekatan tradisional ini, untuk terjadinya belajar, manusia harus melakukan performa/tampilan utama dan kemudian diberi hadiah. Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan , secara rinci dasar kognisi dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian, retensi/mengingat, reproduksi gerak, dan motivasi. 1. Atensi / Perhatian Jika reaksi baru yang dipelajari dari melihat/mendengar lainnya, maka hal itu jelas bahwa tingkat memberi perhatian yang lain akan menjadi yang terpenting. Lebih mendalam lagi berikut faktor-faktor untuk mendapatkan perhatian : (1) penekanan penting dari perilaku menoonjol (2) memperoleh perhatian dari ucapan /teguran (3) membagi aktivitas umum dalam bagian --bagian yang wajar jadi komponen keterampilan dapat menonjol. 2. Retensi Setiap gambaran perilaku disimpan dalam memori atau tidak, dan dasar untuk penyimpanan merupakan metode yang digunakan untuk penyandian atau memasukkan respon. Penyandian dalam symbol verbal dipermudah oleh berpikir aktif orang atau ringkasan secara verbal tindakan yang mereka amati. Waktu respon yang diamati disandikan, ingatan kesan visual atau symbol verbal dapat berlanjutdengan melatih kembali secara mental. Dengan begitu, penyandian akan mencoba untuk berpikir giat mengenai tindakan dan memikirkan kembali penyandian verbal. 3. Reproduksi Gerak Waktu fakta-fakta dari tindakan baru disandikan dalam memori, mereka harus dirubah kembali dalam tindakan yang tepat. Rangkaian tindakan baru merupakan symbol pertama pengaturan dan berlatih, semua waktu dibandiungkan dengan ingatan/memori dari perilaku model. Penyesuaian dibuat dalam rangkaian tindakan baru, dan rangkaian perilaku awal. Perilaku sebenarnya dicatat oleh orang dan mungkin juga oleh pengamat yang memberikan timbal balik yang benar dari perilaku suka meniru. Dasar penyesuaian dari timbal balik membuat pengaturan simbolik rangkaian tindakan baru, dan rangkaian perilaku dimulai lagi. Teori belajar social memperkenalkan tiga prasyarat utama untuk berhasil dalam proses ini. Pertama, orng harus memiliki komponen keterampilan. Biasanya rangkaian perilaku model dalam penelitian Bandura buatan dari komponen perilaku yang sudah diketahui orang. Kedua, orang harus memiliki kapasitas fisik untuk membawa komponen keterampilan dalam mengkoordinasikan gerakan. Terakhir, hasil yang dicapai dalam koordinasi penampilan/ pertuntukan memerlukan pergerakan individu yang dengan mudah tampak. 4. Penguatan dan Motivasi Pokok persoalan dari atensi, retensi, dan reproduksi gerak sebagian besar berhubungan dengan kemampuan orang untuk meniru perilaku penguatan menjadi relevan. Ketika kita mencoba menstimulus orang untuk menunjukkan pengetahuan pada perilaku yang benar. Walaupun teori belajar social mengandung penguatan untuk tidak menambah pengetahuan guna "mengecap dalam perilaku", itu peran utama memberi penguatan (hadiah & hukuman) seperti seorang motivator. Secara ringkas, teori belajar social Bandura memiliki 2 implikasi penting : (1) respon baru mungkin dipelajari tanpa having to perform them (learning by observation) (2) hadiah dan hukuman terutama mempengaruhi pertunjukan (performance) dari perilaku yang dipelajari: bagaimanapun ketika memberikan kemajuan, mereka memiliki pengaruh tambahan / kedua dalam pengetahuan / belajar dari perilaku baru yang terus pengaruhnya pada atensi dan latihan. 

7. teori empati dari martin hoffman.

   Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain, yang dapat menjadi dasar untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan harmonis. Dalam konteks psikologi perkembangan, Martin Hoffman adalah salah satu tokoh yang mengembangkan teori empati, yang memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana empati berkembang seiring dengan pertumbuhan individu dan bagaimana ia berperan dalam interaksi sosial. Dalam artikel ini, saya akan membahas teori empati dari Martin Hoffman, termasuk konsep-konsep utama, tahapan perkembangannya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep Utama dalam Teori Empati Hoffman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun