Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN LANGSA

Hobi Olaharga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

etika berbicara dalam al quran penerapan di media sosial

24 Desember 2024   15:02 Diperbarui: 24 Desember 2024   15:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ayat 12 surah al-Hujurat memiliki kaitan erat dengan ayat sebelumnya yang membahas tentang adab pergaulan dalam Islam. Kedua ayat ini saling melengkapi dalam memberikan tuntunan akhlak bagi orang beriman. Jika ayat 11 berbicara tentang larangan merendahkan dan mengejek sesama, ayat 12 melanjutkan dengan peringatan untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain. Perilaku ini mencerminkan sikap orang yang suka menyibukkan diri dengan aib orang lain, padahal dirinya sendiri tak luput dari kekurangan. orang-orang yang lupa dengan kesalahan dan kekhilafan yang berada dalam dirinya sendiri. Sebab itu sifat tawadhu, merendahkan diri, menginsafi kekurangannya harus ada pada setiap mukmin. Selain itu ayat ini juga melarang orang-orang beriman untuk tidak memanggil dengan gelar-gelar yang buruk[9].

 

Berburuk sangka dan ghibah merupakan perilaku yang tidak boleh dilakukan kepada siapapun itu, karena penyakit ini bisa menimbulkan rasa iri hati dan merupakan perilaku tercela. Karena itu surah al-Hujurat ayat 12 ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan prasangka buruk, karena ini tindakan dosa, dan dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus, yaitu mencari-cari kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain.

 

Selain itu ghibah juga merupakan akhlak tercela karena membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya mengenai sifat atau kehidupannya. Sedangkan jika ia mendengarnya maka ia tidak menyukainya, dan terlebih jika yang dibicarakan tidak terdapat di dalam diri yang dibicarakan itu berarti dusta atau mengada-ada dan itu merupakan dosa yang lebih besar dari pada ghibah itu sendiri.

 

Keadaan sosial pada zaman sekarang sangat mudah untuk berprasangka, yang setiap hari bisa dilihat di media sosial dan berita-berita Nasional, tidak hanya itu bahkan media cetak dan elektronik pun juga. Media sosial menjadi tempat untuk masyarakat atau yang sering disebut netizen dalam mengiring opini atau berpendapat dan berasumsi.

 

Dalam surah al-Hujurat ayat 12 telah menjadi pedoman untuk orang muslim dalam beretika. Oleh karena itu prasangka yang tidak berdasar dapat membahayakan, karena dapat terjadi bulliying dan pembunuhan karakter. Untuk adanya suatu ketetapan data dan fakta, seorang muslim harusnya mengecek dan meneliti terlebih dahulu kebenaran fakta dengan informasi awal yang diperoleh agar tidak terjadi ghibah dan fitnah[10]. Allah melarang orang-orang mukmin untuk berprasangka, karena itu merupakan dosa besar, dan Allah juga melarang orang mukmin untuk mencari-cari kesalahan, kejelekan, noda, dan dosa orang lain[11].

C.Kesimpulan 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun