"Iya, Cin?" balas Rangga sedikit bingung.
" Tapi, gue takut ngomongnya, Rangga."
"Takut kenapa? Gue dengerin kok."
"Bener ya. Janji jangan marah ...."
"Iya, janji."
Hening
"Setelah 2 tahun deket, gue itu udah nyaman banget sama lo. Kita kemana-mana selalu berdua. Dari mulai berangkat ngampus bareng sampe nganter gue pulang ke Bandung ..." kata si perempuan, "Lo itu selalu ada buat gue, Rangga."
Rangga tidak bisa berkata apa-apa. Hatinya berdegup kencang. Perempuan yang ia taksir selama 2 tahun ini akhirnya ingin mengungkapkan perasaannya sekarang. Dia sudah tidak peduli lagi dengan kuliah dan skripsinya.
Bodo amat dah engga lulus juga. Beres kuliah, gue pengen langsung nikah aja sama dia. hihihi, pekik Rangga dalam hati.
Percakapan mereka hening beberapa saat. Dua orang ini sibuk dengan pikirannya masing-masing. Akhirnya, suara lembut Cinta memecah kesunyian diantara mereka.
“Lo, itu udah gue anggap kayak tukang ojek gue, Rangga,” lanjut Cinta.