Episode 2
Pukul 10.00 bel  istirahat pun berbuny, anak-anak yang sebelumnya hening memperhatikan pelajaran sejarah pak Dan seketika bersemarak tak sabar untuk segera pergi ke kanti, bermain, atau bertemu seseorang di sudut belakang sekolah " ok anak-anak, untuk pertemuan hari ini kita cukupkan sampai disini, jangan sampai kalian mengerjakan tugas yang bapak tadi" seru Pak Dan sembari bersiap keluar kelasÂ
"iyaa ... pakkk ... " jawab semua murid dikelasku serentak. Ketika pak Dan akhirnya keluar kelas, teman- teman ku berlarian meuju kantin mencoba menjadi yang lebih dulu karena terkadang mereka kesal tidak kebagian apa-apa di kantin karena terdahului murid kesal lain padahal mereka merasa sangat lapar.Â
" ayo yu kita jajan di warung bu iim, perutku sudah sangat lapar" ajak Lia padakuÂ
"iya sebentar" aku menutup buku pelajaran sejarahku yang sedari pelajaran aku tak enulis apapun karena seperti biasa, pelajaran sejarah cenderung jarang menulis materi karena pak Dan lebih suka melihat anak didiknya mendengarkan dengan seksama pelajaran nya terlebih dahulu baru, bila pak Dan mulai berhenti menjelaskan, itu lah kesempatan kami untuk menulis.Â
Aku pun beres sedikit merapihkan meja ku "ayoo " kataku.
Aku dan Lia pun berjalan menuju warung Bi Iim yang sudah sedikit lengang karena murid-murid lain sudah datang lebih dulu sebelum kami memenuhi warung ini. "ini ya baso campur untukmu dan ini baso campur tanpa bihun untuk ayu" anak bu iim mengantar pesanan ke meja kami. Tanpa basa basi kami pun segera menyantap baso, ditengah waktu makan Figo si anak jenius ikut duduk di meja yang sama dengan kami.Â
"yu sebenarny ada yang ingin aku tanyakan padamu" Lia bertanya kepadaku dengan wajah yang serius,Â
"nanya apa?" aku menatapnya heranÂ
"apakah orang yang kau ceritakan pagi tadi adalah orang yang memakai jubah hitam dan keluar secara misterius dari sebuah portal hitam menakutkan?" betapa terkejutnya aku ketika mendengar pertanyaan Lia itu, kenapa ia bisa tau? Bukankah tadi dia sudah bilang kalo dia tidak melihat apa-apa disekitarku pagi tadi.Â
"kenapa kau bisa tau? Bukannya kamu bilang tidak melihat apa-apa?" tanya ku balik kepadanya.Â