Mohon tunggu...
Muhammad Al Fahri
Muhammad Al Fahri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Blog ini saya buat untuk menuangkan opini saya sebagai penulis terkait kejadian-kejadian yang sedang terjadi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Teknologi Terhadap Kesehatan Mental: Menggali Dampaknya di Berbagai Usia

5 Januari 2024   10:04 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:18 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, Dr. Emma Thompson, seorang ahli perilaku anak, menyoroti perlunya pendidikan yang lebih aktif tentang kesehatan mental dan manajemen waktu di sekolah. Dengan memasukkan materi ini ke dalam kurikulum, siswa dapat memahami dampak potensial dari kecanduan game dan belajar untuk mengelolanya dengan bijak. Ini juga menciptakan ruang untuk mendiskusikan isu-isu kesehatan mental secara lebih terbuka di lingkungan pendidikan.

Dengan mengintegrasikan pemahaman dari berbagai disiplin ilmu, kita dapat merinci strategi dan pendekatan yang holistik untuk menghadapi risiko kecanduan game online. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan lingkungan digital yang mendukung kesehatan mental dan perkembangan yang seimbang.

9. Tantangan Komunikasi Interpersonal dalam Era Digital

Teknologi seringkali menjadi pengganti interaksi sosial langsung, menciptakan tantangan komunikasi interpersonal. Dalam topik ini, kita akan menyelidiki bagaimana perubahan dalam cara kita berkomunikasi melalui perangkat digital dapat memengaruhi hubungan sosial dan kesehatan mental secara keseluruhan.

Profesor Laura Roberts, seorang ahli komunikasi interpersonal, membawa perhatian pada kompleksitas tantangan yang muncul dalam komunikasi interpersonal di era digital. Dalam wawancaranya, ia menyoroti perubahan pola interaksi manusia, di mana teknologi cenderung menjadi perantara yang kadang-kadang mengurangi kualitas dan kedalaman komunikasi. Perkembangan platform media sosial dan aplikasi pesan instan telah menciptakan dunia di mana pesan singkat dan visual seringkali mendominasi, mengorbankan nuansa dan ekspresi emosional dalam pertukaran pesan.

kecenderungan untuk menggantungkan diri pada komunikasi digital dapat mengurangi kemampuan kita dalam membaca sinyal sosial non-verbal, seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Ini dapat mengakibatkan ketidakjelasan dalam menginterpretasikan makna sebenarnya dari pesan yang disampaikan dan meningkatkan risiko kesalahpahaman di antara individu.

tantangan komunikasi lintas budaya yang muncul dalam lingkungan digital. Penyesuaian nuansa dan makna dalam konteks budaya seringkali dapat hilang, dan kepekaan terhadap keragaman menjadi lebih penting dalam memastikan komunikasi yang efektif dan bermakna.

Namun  bukan berarti era digital hanya membawa tantangan, melainkan juga memberikan peluang baru. Dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak, kita dapat menciptakan ruang komunikasi yang inklusif, memperluas jangkauan interaksi sosial, dan meningkatkan keterhubungan manusia di tengah arus informasi digital.

Dalam menghadapi tantangan ini, Dr. Emily Thompson, seorang konsultan komunikasi, merekomendasikan perlunya kesadaran diri dan pengembangan keterampilan komunikasi digital yang cerdas. Penggunaan teknologi harus diperhatikan dengan bijak, dengan tetap menjaga esensi komunikasi interpersonal yang penuh makna, membuka pintu bagi kualitas hubungan yang mendalam di tengah gempuran era digital yang terus berkembang.

10. Psikosis dan Overstimulasi Sensorik oleh Teknologi

Teknologi modern sering memberikan rangsangan sensorik yang berlebihan, dapat meningkatkan risiko psikosis pada beberapa individu. Dalam topik ini, kita akan membahas hubungan antara overstimulasi sensorik oleh teknologi dan dampaknya terhadap kesehatan mental, serta strategi pencegahan yang dapat diimplementasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun