Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Firmansyah
Muhammad Aditya Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Badminton dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bullying pada Masa Perkembangan Anak di Usia Remaja

15 Juni 2023   20:51 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:00 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut hasil wawancara dari responden, beberapa orang menyebutkan bahwa tindakan bullying dilakukan karena mereka menyaksikan temannya membully dan kemudian melakukan hal yang sama. Mereka sering membentuk kelompok-kelompok di antara teman-teman mereka, yang secara langsung atau tidak langsung mendorong teman-temannya untuk terlibat dalam membully. Para remaja yang mengalami problem emosi sering kali tidak stabil dan lebih suka menuruti permintaan teman-teman mereka. Mau atau tidak, mereka diwajibkan untuk patuh karena ikatan persahabatan. Hal ini konsisten dengan temuan-temuan penelitian di Lestari (2010: 156) yang menyebutkan bahwa para  remaja seharusnya menggunakan sebagian waktu luang mereka untuk melakukan interaksi positif di sekolah atau di rumah. Dorongan untuk menekan atau terlibat dalam bullying atau menghasut perilaku teman-temannya dimungkinkan oleh intensitas komunikasi di antara teman-teman sebaya. Bullying adalah sesuatu yang dilakukan beberapa anak bahkan sewaktu mereka merasa tidak nyaman melakukannya untuk membuktikan kepada teman-teman mereka bahwa mereka termasuk dalam kelompok itu. Menurut Bee in Gunarsa (2006), beberapa remaja menderita apa yang disebut sebagai conduct disorder, yang dicirikan oleh pola perilaku agresi, argumentatif, menindas secara fisik orang yang lebih lemah (bullying), tidak taat, tidak sabar, dan perilaku yang sangat mengancam. (Yudha et al. 2022)

Aspek kebudayaan juga dapat memotivasi seseorang untuk berperilaku bullying. Tentu saja, kita membahas kebiasaan ketika berbicara tentang kebudayaan. Anak-anak yang membully (mengolok-olok) orang lain memiliki kebiasaan buruk karena mereka percaya bahwa apa yang mereka lakukan adalah biasa saja, dan sang korban selalu menanggapi dengan cara yang sama. Korban juga menerima sering perkataan yang dibuat oleh para pelaku.

            Selain itu, bullying memiliki dampak terhadap perilaku bullying ialah sebagian besar subjek yang diwawancarai menyebutkan bahwa mereka merasa bersalah dan menyesal setelah membully teman-teman mereka. Hal ini didapatkan karena sikap si korban bullying yang lebih suka menekan perasaan mereka dan menahan diri agar tidak tersinggung. Si korban juga tidak berupaya lari dari si pelaku, dan ada beberapa yang berbuat baik kepada para pelaku.  Hal ini selaras dengan pandangan yang diajukan oleh Notoatmodjo dalam diri petrus dan Lubis (2010: 34), yang menyatakan bahwa sikap adalah reaksi atau tanggapan seseorang terhadap stimulus atau barang yang masih ditutup. Hasilnya, tindakan yang akan dilakukan manusia bergantung pada persoalan itu dan didasarkan pada pandangan atau kepercayaan pribadi.

Dengan demikian, respon yang membuktikan sikap tidak terlalu mengacuhkan perlakuan yang di terima bagi korban bullying akan berdampak pada perilaku yang nantinya akan dilaksanakan bagi pelaku bullying.

SIMPULAN

            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bullying berpengaruh terhadap perilaku siswa yang dibully, bahwa beberapa korban menjadi takut dan menarik diri dari pergaulan sosial, dan kebanyakan memilih untuk tetap diam karena bullying yang mereka alami dianggap lumrah dan tidak dianggap terlalu serius, sementara yang lain menggunakan bullying sebagai faktor motivasi untuk mejadikan lebih baik lagi kedepannya, dan untuk menunjukkan kepada pelaku bullying bahwa mereka tidak seharusnya dibully. Beberapa korban menentang dengan membully balik teman yang sudah membullynya.

            Dengan memberikan nasihat dan inspirasi kepada para pelaku dan korbannya, siswa memerangi dampak negatif bullying yang terjadi di sekolah. Korbannya termotivasi untuk menolak bullying yang diarahkan kepadanya oleh saran-saran yang diberikan kepada para bullying agar mereka berhenti melakukan perilaku membully. Selain itu, dengan memanggil para orang tua siswa dan siswi yang berkepentingan diminta untuk menandatangani surat perjanjian untuk tidak mengulangi dan penyediaan surat skors yang dikeluarkan dari sekolah adalah cara-cara memerangi dampak bullying di lingkungan sekolah. Meskipun demikian, seluruh subjek peneliti pada umumnya pernah terlibat dalam perilaku bullying. Perilaku bullying yang paling sering di antara ketiganya adalah caci maki. Keempat karakteristik perilaku bullying sengaja dilakukan dengan atau tanpa tujuan yang sudah ditentukan, ada unsur untuk menyakiti korban, Ketidakseimbangan kekuasaan dan atau kekuatan antara si pelaku dan si korban bullying, dan terjadi berulang kali yang terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Carolus Borromeus Mulyatno. 2022. "Jurnal Pendidikan Dan Konseling ." Jurnal Pendidikan Dan Konseling 4: 1349--58.

Djama, Nuzliati Tahir. 2017. "Kesehatan Reproduksi Remaja." Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate 10 (1): 30. https://doi.org/10.32763/juke.v10i1.15.

Hardi, Mintasri, Abdul Kharis, and Nur' Aini. 2019. "Dampak Bullying Terhadap Perilaku Remaja (Studi Pada SMKN 5 Mataram)." JIAP (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) 7 (1): 44. https://doi.org/10.31764/jiap.v7i1.775.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun