Mohon tunggu...
M Arfah
M Arfah Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bayar Pajak 100% vs Utang Negara 0%

7 November 2015   12:31 Diperbarui: 26 Februari 2023   10:46 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, selama ini rakyat masih ragu-ragu dalam membayar pajak sehingga bersikap tidak sepenuhnya membayar pajak dengan benar atau bahkan mengambil sikap untuk tidak membayar pajak karena berpikiran bahwa nantinya pajak mereka akan dikorupsi saja

Pengamat

 

Yah kalau begitu, terimalah bahwa pemerintah akan berutang terus menerus dan jangan protes, toh kita pun tidak membantu pemerintah sama sekali, itu jawaban ekstrimnya. Memang masih banyak yang  salah paham dan belum mengerti akan proses dan seluk beluk perpajakan. Mari kita bahas.

 

Mari kita bicara APBN, pada tahun 1960 sampai pada tahun 1970-an, disaat kita masih memiliki cadangan minyak yang melimpah ruah, porsi penerimaan negara didominasi oleh bukan pajak. Baru ketika cadangan minyak kita sudah menipis pada tahun sekitar 1980-an  sampai sekarang, penerimaan negara didominasi oleh pajak. Tentu saja hasil pembangunan yang berkelanjutan hingga sekarang masih dirasakan adalah bukti bahwa APBN kita masih tetap berjalan walau tidak dibiayai lagi dengan minyak.

 

Jadi, kalau ada pertanyaan kemana dana pajak kita semua menguap, jawabannya adalah pajak kitalah yang menggantikan minyak bumi kita selama ini dalam membiayai negara dan hasil pembangunan yang sampai sekarang masih kita rasakanlah adalah buktinya. Jalan dan jembatan yang kita lalui, rumah sakit yang dibangun dan sekolah tempat kita belajar, gaji guru yang mengajar kita, dan banyak lagi hasilnya. Kita terkadang tidak sadar bahwa kita telah memanfaatkan hasil APBN dan tetap masih bingung kemana larinya uang pajak kita.

 

Jangan menjadi “free rider” apalagi dalam negara sendiri. Sudah menikmati fasilitas negara dari hasil APBN, tapi tidak mau memberi apa-apa bagi bangsa dan negaranya sendiri. Bahkan terkadang menjadi provokator, mencari teman untuk menjadi sama-sama “free rider” untuk tidak membayar pajak, bahkan mengajak untuk boikot tidak bayar pajak tapi tetap juga menolak negara untuk berutang. Tunggulah kehancuran negara dari orang-orang seperti ini. Negara dapat dana dari mana.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun