Mohon tunggu...
M Arfah
M Arfah Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bayar Pajak 100% vs Utang Negara 0%

7 November 2015   12:31 Diperbarui: 26 Februari 2023   10:46 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

sangat berhubungan lho, mari kita bahas mengenai postur APBN untuk melihat hubungan dekatnya. APBN itu menggambarkan bagaimana cara pemerintah mengelola keuangan negara, cara pemerintah mendapatkan dana untuk membangun negara dan cara pemerintah untuk membelanjakan dana tersebut.

 

Kalau kita lihat postur APBN  Tahun 2015 didapati bahwa belanja negara  secara persentase 68% dibiayai melalui Pajak dan Bea Cukai, 20% dibiayai melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta Hibah, dan 12 % dibiayai dengan utang.

 

Apabila selama tahun 2015 berjalan kita belum bayar pajak, bea dan cukai tersebut sebesar 100%, maka jangan harap angka 68% akan tercapai. Makanya jangan heran kalau pada tahun berjalan justru pemerintah memperbesar utang negara demi menjaga tetap berlangsungnya pembangunan.

 

Pertanyaannya adalah seperti yang sudah saya ajukan tadi, jangan-jangan kita belum  membayar pajak dengan benar tapi sudah berkomentar ini-itu tentang langkah pemerintah untuk berutang.

 

Analoginya adalah seperti ini. Bayangkan kita akan membeli sebuah motor secara kredit karena belum mampu membelinya secara tunai pada tahun ini. Setelah memperhitungkan penghasilan kita secara cermat, kita sepakat dengan pihak penjual untuk melakukan cicilan dengan nilai tertentu setiap bulannya. Apabila ternyata setelah beberapa bulan penghasilan kita tidak mencukupi karena sesuatu dan lain hal, maka apa yang akan kita lakukan, jawaban tercepatnya adalah dengan berutang pada orang lain untuk membayar cicilan tersebut.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun