"Uhuk, uhuk, s-siapa kalian...?" tanya Si Gadis dengan rasa waspada.
"Ssssstt. Jangan membuang tenagamu untuk bicara. Nanti kamu mati di jalan lho," balas Si Gadis yang lebih muda.
Dengan digendong oleh mereka berdua, Si Gadis dibawa ke sebuah Gubuk tua tidak jauh dari hutan yang dilewati oleh Si Gadis sebelumnya. Karena kelelahan dia pun pingsan.
Beberapa jam telah berlalu. Si Gadis bangun dengan keadaan sudah seperti pasien rumah sakit, lengkap dengan segala perawatan untuk lukanya. Tanpa pikir panjang Si Gadis berusaha untuk bangun, akan tetapi dihentikan oleh Si Pria tadi yang datang ditemani oleh Si Gadis yang lebih muda.
"Uhhh......" rintih Si Gadis menahan rasa sakit.
"Hey, jangan banyak bergerak dulu. Luka-lukamu masih belum sembuh total," tegas Si Pria.
"T-tapi aku..." kata Si Gadis dengan nada yang lemas.
"Sudah, Kak, jika Kakak banyak bergerak nanti malah ada luka yang terbuka kembali. Sudah tidur saja dulu. Setelah Kakak sembuh barulah kita akan berbincang-bincang," sahut Si Gadis muda dengan nada menenangkannya. Dia pun menurut dan memejamkan matanya.
Waktu pun kembali berputar, Si Gadis pun terbangun. Sudah 3 hari sejak ditolongnya Si Gadis oleh dua orang misterius itu. Saat dia terbangun, dia disambut dengan senyuman ramah Si Gadis muda yang sedang membalut ulang perban luka di kakinya. Karena memang penasaran dia pun bertanya, "Siapa kalian ? Kenapa repot-repot sampai menolong dan merawatku ?"
Si Pria yang sedari tadi duduk di bangku di sebelah tempat tidur Si Gadis menjawab, "Jika ada seseorang yang nyaris mati di depan matamu, apa kau kira kau bisa diam saja menyaksikannya ? Tentu kau akan menolongnya dengan segala cara yang mampu dilakukan bukan ?"
Si Gadis terkejut namun juga lega dengan jawaban Si Pria barusan.