Setelah drama yang berkepanjangan, Kylian Mbappe akhirnya resmi bergabung dengan Real Madrid pada musim panas ini. Pemain berbakat asal Prancis itu meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG) demi mewujudkan ambisi besarnya, yaitu memenangi trofi Liga Champions yang selama ini gagal diraihnya.
Bergabung dengan Raksasa Spanyol
Fabrizio Romano, jurnalis transfer Italia yang dikenal sangat kredibel, mengonfirmasi bahwa seluruh dokumen transfer Mbappe ke Real Madrid telah diselesaikan pada Februari lalu. Langkah pemain 24 tahun tersebut mengakhiri spekulasi dan isu yang menghiasi perjalanan karirnya dalam beberapa tahun terakhir.
Keputusan Mbappe pindah ke Santiago Bernabeu menyisakan kesedihan mendalam bagi manajemen, staf, dan rekan setimnya di PSG. Terlebih, Luis Enrique yang dirumorkan akan menangani Les Parisiens musim depan, kini harus mencari penyerang baru untuk menggantikan peran vital Mbappe.
Di sisi lain, kemunculannya di Real Madrid disambut dengan suka cita. Salah satu calon rekan setimnya, Jude Bellingham, yakin kehadiran Mbappe akan membawa El Real ke level permainan yang lebih tinggi. Bomber kelahiran Paris itu memang dianggap sebagai solusi untuk menutup kelemahan lini serang Madrid.
Untuk memenuhi ambisi besarnya, Mbappe bahkan rela menurunkan ekspektasi gaji bersama Real Madrid. Dilansir dari berbagai sumber, dia hanya akan menerima gaji sebesar 1 juta pound sterling (sekitar Rp 19,9 miliar) per tahun dari Los Blancos. Angka tersebut jauh lebih kecil dibanding pendapatannya di PSG yang mencapai 64 juta euro (sekitar Rp 1,01 triliun) per musim.
Mimpi yang Tertunda
Sesungguhnya, kepindahan Mbappe ke Real Madrid sebenarnya sudah direncanakan sejak musim panas 2022. Berbagai media Spanyol seperti Marca mengabarkan bahwa Mbappe telah sepakat bergabung dengan klub impiannya tersebut.
Real Madrid dikabarkan sudah menyiapkan dana besar untuk mewujudkan transfer tersebut. Mereka disebut akan memberikan gaji 30 juta euro per tahun, ditambah bonus senilai 129 juta euro untuk Mbappe. Kepastian ini bahkan sudah disambut gembira oleh Javier Tebas selaku Presiden La Liga.
Namun, pemilik PSG Nasser Al-Khelaifi bersikeras menolak kepergian Mbappe. Pengusaha asal Qatar itu menolak mentah-mentah tawaran 220 juta euro yang diajukan Real Madrid. Ibu Mbappe, Fayza Lamari, dan bahkan Presiden Prancis Emmanuel Macron turut membujuk Mbappe agar tetap di PSG.
Bujukan-bujukan tersebut pada akhirnya meluluhkan hati sang pemain. Mbappe mengontrak baru berdurasi tiga tahun di Parc des Princes dan tergiur dengan gaji 100 juta euro per musim dari Nasser Al-Khelaifi.
Keputusan Mbappe di musim panas 2022 itu membuat Real Madrid kecewa berat. Mereka merasa dikhianati dan dipermainkan setelah berusaha keras mengejar Mbappe selama berbulan-bulan. Presiden Madrid Florentino Perez bahkan mengancam tak akan pernah mengejar Mbappe lagi kapanpun nanti.
Menyingkirkan Hantu Kegagalan
Terbentuknya pasukan Mbappe, Lionel Messi, dan Neymar di PSG seharusnya membawa klub itu meraih banyak gelar prestisius. Namun, faktanya sangat berbeda.
PSG kembali tersingkir dari Liga Champions di babak 16 besar musim 2022/2023, setelah dikalahkan Bayern Muenchen. Performa Mbappe yang kurang produktif dan banyak membuang peluang emas menjadi sorotan utama.
Kegagalan itu membuat skuat mahal PSG langsung bubar. Messi dan Neymar yang tertekan oleh intimidasi dari para ultras, memilih untuk pindah ke kompetisi yang lebih rendah di Amerika Serikat (MLS) dan Arab Saudi.
Meski ditinggalkan rekan-rekannya, Mbappe memutuskan bertahan di Paris dengan semangat tak pernah padam untuk meraih trofi idamannya. Determinasi pemain berjuluk Donatello ini membuahkan hasil pada musim 2023/2024.
Penampilan gemilangnya menjadi aktor penting di balik kelolosan PSG ke babak semifinal Liga Champions. Mbappe sukses mencetak dua gol ketika timnya menghempaskan Barcelona dengan skor membuncah.
Kendati demikian, ambisi Mbappe untuk meraih gelar Liga Champions sekali lagi kandas. Stagnan selama tiga musim tanpa trofi idamannya itu rupanya membuatnya berkesimpulan untuk mencari tantangan baru di Real Madrid.
Pengorbanan demi Cita-cita
Keputusan pindah ke Real Madrid sekali lagi menuai kontroversi dari kalangan fans dan pengurus PSG. Namun, Mbappe rupanya sudah bertekad untuk mengorbanankan banyak hal demi mewujudkan cita-citanya.
Dilansir dari RMNC Sport, bomber kelahiran Paris itu siap melepaskan pendapatan jutaan euronya di klub raksasa Prancis tersebut. Upah Mbappe bersama Real Madrid disebut-sebut hanya sebesar 1 juta pound sterling per musim, atau sekitar Rp 19,9 miliar dengan kurs saat ini.
Angka tersebut hanya sepersepuluh dari penghasilannya di PSG, yang mencapai 100 juta euro (sekitar Rp 1,6 triliun) setiap tahun. Pengorbanan finansial itu dilakukan Mbappe demi mewujudkan ambisi terbesar dalam karier sepak bolanya: Menjuarai liga Champions.
Selain itu, Mbappe juga harus menanggung risiko lain jika bergabung dengan Real Madrid. Meski memiliki komposisi skuat yang sangat menjanjikan, eks pemain AS Monaco itu harus bersaing ketat untuk mendapatkan tempat di lini depan El Real.
Trio Mbappe, Vinicius Jr, dan Rodrigo Go diprediksi akan membentuk kekuatan serangan yang luar biasa bagi El Real musim depan. Namun, legenda Real Madrid Predrag Mijatovic mengkhawatirkan jika jumlah pemain bintang terlalu banyak bisa menimbulkan masalah di ruang ganti dan ketidakharmonisan skuat.
Sisi positifnya, Real Madrid akan memiliki opsi serangan berkualitas di bangku CopyClaude's response was limited as it hit the maximum length allowed at this time.MDLanjutkanBerikut lanjutan artikel:
Sisi positifnya, Real Madrid akan memiliki opsi serangan berkualitas di bangku cadangan. Menurut laporan Tribuna Football, manajemen Real Madrid tertarik untuk mempermanenkan Joselu dari Espanyol setelah tampil cemerlang dengan raihan 17 gol di semua kompetisi musim ini.
Selain itu, Real Madrid juga dikabarkan akan melakukan regenerasi besar-besaran pada lini belakang. Mereka disebut mengincar bek sayap Lille, Benyamin Kone, yang diminati sejak Januari lalu.
Nama-nama besar lain seperti Alphonso Davies (Bayern Muenchen), Joshua Kimmich (Bayern Muenchen), Florian Wirtz (Bayer Leverkusen), dan Rodri (Manchester City) juga dirumorkan menjadi target transfer Los Blancos mendatang.
Mbappe sendiri menilai Real Madrid adalah pelabuhan terbaiknya untuk meraih trofi Liga Champions yang selalu gagal diraihnya bersama PSG. Dengan komposisi skuat yang begitu solid dan kultur kemenangan yang mengakar kuat, dia merasa yakin bisa meraih ambisinya berkelana di Eropa bersama El Real.
Harapan Mbappe kali ini bukan tanpa alasan. Dalam beberapa musim terakhir, Real Madrid selalu tampil apik di kompetisi antarklub Eropa utama tersebut. Mereka menjadi juara bertahan setelah mengalahkan Liverpool di final musim lalu.
Para Pemain Senjata Utama Madrid
Untuk mempertahankan mahkota Liga Champions musim depan, Real Madrid tentu tidak bisa hanya mengandalkan Mbappe. Sosok-sosok lain di skuat El Real juga memegang peran sangat penting.
Kapten Karim Benzema dan penyerang sayap Vinicius Jr hampir dipastikan akan menjadi motor serangan utama tim itu musim depan. Keduanya bahkan disebut-sebut sebagai kandidat Ballon d'Or terkuat tahun ini.
Pada musim 2022/2023, Benzema kembali menjadi pembeda dengan mencetak 33 gol di semua kompetisi. Raihan 57 gol dan 18 assist dari Vinicius pun membuatnya menjadi salah satu pemain kunci Madrid musim lalu.
Selain sektor penyerang, lini tengah Real Madrid juga diperkuat oleh gelandang-gelandang kelas dunia seperti Toni Kroos, Luka Modric, Aurelien Tchouameni, Eduardo Camavinga, dan Federico Valverde. Departemen bertahan pun solid dengan hadirnya David Alaba, Eder Militao, serta Antonio Rudiger.
Racikan komposisi pemain-pemain berkelas seperti itulah yang membuat Real Madrid selalu menjadi kuda hitam di setiap kompetisi yang diikuti. Gabungan pengalaman dan kelaparan gelar para pemain membentuk sinergi yang luar biasa.
Belum lagi ada sosok arsitek kawakan Carlo Ancelotti sebagai manajer yang berpengalaman membesut tim-tim besar Eropa. Kehadirannya bisa menjadi faktor penentu dalam menyatukan skuat berkaliber untuk meraih target tertinggi.
Optimisme dan Peringatan Mbappe
Meskipun kondisi saat ini sangat menggembirakan, Ancelotti dan anak asuhnya tidak bisa lengah. Mbappe sendiri mengingatkan rekan-rekan barunya untuk tidak terlalu percaya diri meski difavoritkan sebagai kampiun.
"Memenangkan gelar Liga Champions bukanlah perkara mudah. Semua tim pesaing juga bersiap dengan kuat. Jadi kami harus tetap rendah hati dan kerja keras," ungkap Mbappe dalam wawancara dengan RMNC Sport.
Mantan striker Paris Saint-Germain itu mengungkapkan pengalamannya gagal menjuarai kompetisi tersebut selama enam musim beruntun. Dia pun merasa lebih termotivasi untuk bekerja keras memastikan Real Madrid mengangkat trofi pada musim 2023/2024.
"Saya sangat lapar untuk meraih gelar juara. Itulah ambisiku pindah ke klub hebat ini. Tapi saya tahu tidak akan mudah, maka kami tidak boleh lengah sedikitpun," imbuh Mbappe menegaskan motivasi tingginya.
Di sisi lain, fan fanatik Real Madrid Iker Jimenez mengaku cemas dengan kedatangan bintang muda sebesar Mbappe. Menurutnya, kepribadian tempramen sang pemain bisa berpotensi menimbulkan pergolakan dan perpecahan dalam skuat.
"Mbappe dikenal sebagai sosok kontroversial dan egois. Bisa jadi kehadirannya akan memicu keretakan dalam tim dan membuat harmoni ruang ganti terganggu," cetus Iker Jimenez yang telah mengikuti perjalanan Real Madrid selama puluhan tahun.
Kekhawatiran senada juga diungkapkan oleh legenda Real Madrid, Predrag Mijatovic. Meski mengakui kualitas Mbappe, ia mengingatkan adanya risiko ketidakharmonisan jika terlalu banyak pemain bintang dalam satu skuat.
"Tantangannya nanti adalah bagaimana menyatukan ego dan ambisi para pemain top seperti Mbappe, Benzema, Vinicius, dan lainnya. Kalau tidak dikelola dengan baik, hal itu bisa jadi bumerang," tutur Mijatovic kepada Media Spanyol, Marca.
Mengutip pengalamannya saat memperkuat Real di era 90-an, Mijatovic menuturkan bahwa persaingan ketat untuk memperebutkan satu posisi kerap kali memicu ketegangan dan perselisihan di dalam tim. Terlebih jika melibatkan para pemain kunci yang egois.
Tantangan Ancelotti Mempersatukan Skuat
Prediksi kekhawatiran dari kedua tokoh Real Madrid tersebut memang bukan tanpa alasan. Ancelotti harus mengakui bahwa dirinya tengah menghadapi situasi yang cukup pelik pada musim 2023/2024 mendatang.
Dengan kedatangan Mbappe, pelatih asal Italia itu kini harus menavigasi cara terbaik untuk menyatukan amunisi pemain berkelas yang dimilikinya. Ancelotti sadar betul, keseimbangan komposisi dan rotasi skuat yang tepat akan sangat krusial untuk meraih kesuksesan di semua ajang.
"Saya tidak meremehkan tantangan ini. Satu hal pasti, akan banyak pemain berkualitas yang tidak mendapatkan menit bermain seperti yang diharapkan. Ini ujian terbesar bagi saya untuk memastikan mereka tetap termotivasi," beber Ancelotti dalam sesi konferensi pers.
"Yang pasti, saya akan berusaha mengutamakan merit sistem. Siapa pun yang tampil terbaik di setiap laga, merekalah yang akan mendapat kepercayaan utama," imbuh juru taktik berusia 63 tahun tersebut.
Ancelotti pun menegaskan akan menerapkan rotasi skuat secara masif agar setiap pemain di skuat mendapatkan kesempatan bermain yang cukup. Sebab, Real Madrid masih akan berlaga di semua ajang domestik dan Eropa dengan jadwal padat sepanjang musim.
"Kami akan tampil di banyak pertandingan, jadi setiap pemain pasti mendapat kesempatan bermain. Yang terpenting adalah mereka harus tetap profesional dan mementingkan kepentingan tim di atas segalanya," terang pelatih berpengalaman tersebut.
Mantan arsitek AC Milan, Chelsea, Bayern Muenchen, dan Paris Saint-Germain itu memang dikenal sebagai manajer yang cakap dalam mengelola pemain bintang. Kepiawaiannya menerapkan man-management yang baik kerap kali menjadi kunci suksesnya meraih banyak gelar juara.
Rekam jejaknya yang gemilang itu tentu akan sangat dibutuhkan Real Madrid musim ini. Ancelotti harus menghalau segala bentuk gejolak internal yang bisa saja muncul akibat membludaknya talenta bintang di skuatnya.
Rivalitas di La Liga
Tidak hanya masalah internal, ancaman terbesar Real Madrid untuk meraih gelar juara musim ini juga akan datang dari rival-rival mereka di kancah La Liga Spanyol. Sejumlah klub papan atas seperti Barcelona dan Atletico Madrid diprediksi bakal kembali melancarkan persaingan sengit.
Barcelona yang baru saja menjuarai La Liga tampil sangat mentereng musim lalu. Kehadiran bomber andalan mereka, Robert Lewandowski, menjadi faktor kunci di balik kesuksesan els Blaugrana.
Menghadapi tantangan berat dari Madrid, raksasa Catalan itu dikabarkan sedang gencar mendatangkan amunisi baru yang tak kalah bombastis. Nama-nama seperti penyerang Bayern Munich Sadio Mane serta playmaker West Ham United Lucas Paqueta santer dikaitkan dengan kepindahan ke Camp Nou.
Di sisi lain, Atletico Madrid juga bersiap untuk kembali menggebrak. Mereka tengah melakukan langkah besar dengan mendatangkan bomber andal Lazio, Ciro Immobile. Kehadiran penyerang timnas Italia tersebut diharapkan dapat memperkuat lini depan los Colchoneros.
Hal itu membuat rivalitas dengan Real Madrid yang merekrut Mbappe diprediksi akan semakin sengit musim depan. Baik los Blancos, Barca, maupun Atletico sama-sama memasang target tinggi untuk merebut trofi La Liga 2023/2024.
Selain persaingan domestik, Real Madrid tentu juga akan kembali berseteru dengan rival-rival utama mereka di pentas Liga Champions. Wakil-wakil kuat Eropa lain seperti Manchester City, Bayern Munich, Paris Saint-Germain, dan AC Milan kemungkinan besar bakal menghadang langkah
Menghadang Tantangan di Liga Champions
Selain persaingan domestik, Real Madrid tentu juga akan kembali berseteru dengan rival-rival utama mereka di pentas Liga Champions. Wakil-wakil kuat Eropa lain seperti Manchester City, Bayern Munich, Paris Saint-Germain, dan AC Milan kemungkinan besar bakal menghadang langkah mereka untuk mempertahankan mahkota.
Manchester City yang diperkuat Erling Haaland tentu akan kembali menjadi lawan tangguh. Mereka selalu tampil konsisten di kompetisi antarklub Benua Biru dan sudah sangat lapar untuk mengakhiri puasa gelar.
Bayern Munich juga masih akan mengandalkan duet maut Sadio Mane dan duo rekan setimnya di timnas Prancis, Benjamin Pavard dan Dayot Upamecano. Sementara itu, AC Milan akan kembali menampilkan permainan kolektif solid ala Italian yang selalu merepotkan lawan-lawannya.
Tantangan terberat lain bisa jadi akan datang dari Paris Saint-Germain yang juga dikabarkan sedang melakukan rekrutan besar-besaran. Upaya balas dendam sekaligus menebus kegagalan menjuarai Liga Champions selama beberapa musim terakhir membuat les Parisiens semakin lapar untuk bisa menggondol trofi bergengsi itu.
Di tengah persaingan sengit tersebut, Real Madrid harus bisa tampil sebagai yang terbaik untuk mempertahankan supremasi mereka di kompetisi antarklub elit Benua Biru. Modal skuat yang extraordinarily, arsitek kawakan Carlo Ancelotti, serta pengalaman berlaga di panggung terbesar menjadi kunci penting agar Madrid bisa kembali mengukir sejarah gemilang.
Terutama bagi Kylian Mbappe, trofi Liga Champions tentunya akan menjadi pengobat rindu sekaligus pembuktian dirinya sebagai salah satu striker terbaik generasi saat ini. Meraih gelar juara bersama Real Madrid bisa menghapus stigma kegagalannya ketika masih membela Paris Saint-Germain.
Semua itu tentu tidak akan mudah diwujudkan. Namun Real Madrid sebagai jawara Eropa memiliki kultur kemenangan mengakar kuat. Ditambah dengan kehadiran amunisi baru Mbappe, kepercayaan diri skuat El Real untuk kembali sukses di pentas tertinggi semakin menguat.
Perjalanan panjang untuk mempertahankan mahkota juara masih menanti. Apakah Kylian Mbappe beserta komplotan bintang Real Madrid mampu mewujudkan ambisi besar mereka? Atau Madrid hanya akan kembali terjegal di salah satu babak kompetisi seperti musim-musim sebelumnya? Jawaban atas teka-teki itu hanya bisa ditemukan setelah tetap utama digulirkan musim depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H