Mohon tunggu...
Hikam Al Mubarok
Hikam Al Mubarok Mohon Tunggu... Guru - .

🏘️

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan

6 April 2022   14:46 Diperbarui: 6 April 2022   14:49 3274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a.Teori belajar Behavioristik

Teori belajar Behavioristik merupakan teori belajar tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman yang dialami oleh peserta didik. Menurut teori ini, peserta didik dianggap sebagai individu yang pasif dan dalam proses pembelajaran yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus atau input adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respon atau output merupakan reaksi/tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon itu sendiri. Teori ini memiliki tiga rumpun besar yang terdiri atas :

1)Classical Conditioning

 Teori ini diperkenalkan oleh Ivan Petrovich Pavlop yang dilahirkan pada tanggal 18 September 1849 di Rjasan, Rusia. Teori ini memandang proses pembelajaran sebagai suatu upaya mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu. Pembentukan kondisi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan sangat mempengaruhi perilaku peserta didik. Sebagai suatu contoh kondisi tidak menyenangkan adalah adanya hukuman. Dalam proses pembelajaran kondisi ini akan direspon oleh peserta didik dengan cara menghindarinya dan berusaha tidak berada dalam kondisi tersebut, akan tetapi bentuk hukuman itu diupayakan agar bersifat mendidik dan tidak memunculkan kesan negative supaya tidak menghilangkan kesan menyenangkan dari pengkondisian sebelumnya. Sementara itu kondisi menyenangkan akan membuat peserta didik nyaman dalam belajar, meningkatkan minat dan bakat, motivasi dalam belajar tinggi sehingga pembelajaran akan lebih efektif.

Dengan demikian kurikulum yang dirancang perlu mengakomodir dan mengembangkan sistem komunikasi antara peserta didik dengan pendidik maupun antar peserta didik, pengembangan metode belajar, pengkondisian lingkungan serta pemilihan media belajar yang dapat mempermudah asosiasi dan meningkatkan pemahaman peserta didik.

2)Operant Conditioning


Salah satu tokoh dari teori ini adalah B.F Skinner, menurutnya respon individu tidak hanya terjadi karena adanya rangsangan dari lingkungan, akan tetapi dapat terjadi karena adanya sesuatu dilingkungan yang tidak disadari atau tidak diketahui. Kepribadian akan dapat diketahui dari perkembangan perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus. Semua perilaku manusia ditentukan secara sadar atau tidak.

Dalam bidang pendidikan teori ini memberikan konstribusi bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan adanya penguatan (reinforcement), penguatan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk yakni penguatan positif dan negatif. Penguatan positif dapat berupa hadiah (reward) dan penguatan negatif dapat berupa penundaan hadiah atau sama sekali tidak memberikan hadiah (punishment). Dalam pembelajaran dikelas peserta didik perlu mendapat perhatian terutama dalam aspek individual, kesiapan untuk belajar dan pemberian motivasi.

Program pembelajaran yang terkenal dari tokoh teori ini adalah "Program Instruction" yaitu suatu bahan belajar yang menggunakan media dalam belajar. Program ini juga merupakan cikal bakal dari program pembelajaran berbasis komputer (PBK).

3)Connectionism

Tokoh dari teori ini adalah Thorndike. Menurut teori ini belajar adalah proses pembentukkan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon, siapa saja yang dapat menguasai stimulus dan respon sebanyaknya maka ia akan berhasil dalam pembelajaran. dalam teori ini, ada tiga hukum dalam belajar, yaitu (Law of Readiness) artinya belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan sesuatu, (Law of Exercise) belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan pengulangan dalam belajar, (Law of Effect) artinya hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila keadaan yang menyenangkan (satisfying state of affairs) dan cenderung diperlemah jika keadaan yang menjengkelkan (annoying state of affairs). Rumusan tingkat hukum efek adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun