Namun jika "adil" diartikan sebagai seimbang, atau tidak memihak, atau menempatkan sesuatu pada tempatnya, maka kehidupan di dunia ini berjalan adil. Mengapa?
Karena apa pun Fakta Bawaan yang kita terima, kadar kebahagiaan dan penderitaannya selalu seimbang. Tidak seorang pun di dunia ini yang terlahir dengan lebih banyak kemuliaan. Semua sama mulianya.Â
Hanya saja, kemuliaan itu akan bertambah dan berkurang seiring kita menjalani kehidupan.
Tidak ada yang lebih mulia di hadapan Tuhan selain sifat-sifat Tuhan itu sendiri.
Artinya, kita punya kesempatan yang sama untuk menjadi bahagia atau nestapa. Siapa bilang terlahir sebagai orang kaya itu anugerah? Tidak. Terlahir sebagai orang kaya atau miskin, tidak ada bedanya karena kadar nestapa dan bahagianya tetaplah sama.
Mereka yang kaya punya penderitaannya sendiri-sendiri, dan mereka yang miskin begitu pula.
Dan siapa bilang terlahir dengan genetika wajah tampan itu menguntungkan? Tidak. Tampan ataupun tidak, kadar nestapa dan bahagianya tetaplah sama. Dan tampan atau tidak bergantung sejauh mana kita menghargai diri sendiri dan berada di lingkungan yang tepat.
Mereka yang tampan akan dilema ketika mencari pasangan karena takut dia mencintainya karena fisik. Lain halnya dengan yang tidak tampan. Ketika seseorang mencintainya, dia bisa memastikan bahwa cinta pasangannya bukan atas dasar fisik.
Tidak, tidak ada yang lebih baik.
Bila Anda berpendapat lebih baik menderita sebagai orang yang terlahir kaya, itu hanyalah dorongan dari pikiran Anda sendiri yang sudah terdoktrin oleh paradigma masyarakat. Kenyataannya, Anda tidak tahu apa-apa soal penderitaan anak sultan.
Jika kekayaan membawa kebahagiaan, tidaklah mungkin pecandu narkoba dan pelaku bunuh diri banyak berasal dari orang kaya. Kita banyak mendengar kabar beberapa selebriti yang candu narkoba. Berarti ada ketidakbahagiaan dalam kelimpahan materi yang mereka coba obati dengan narkoba.