Fakta Bawaan inilah yang pada akhirnya tidak memengaruhi dari mana kita memulai, tetapi bagaimana perjalanan kita untuk memanfaatkannya.
Oh saya tidak tampan dalam standar masyarakat, berarti saya harus memaksimalkan kecerdasan saya. Oh saya terlahir dengan kulit gelap, berarti saya mesti berjuang untuk membuktikan kedudukan saya di khalayak umum.
Oh saya terlahir dari genetika orang pendek, saya bisa memaksimalkan ini untuk menjadi seorang pemain sepak bola. Oh saya terlahir di Indonesia, berarti inilah bangsa yang akan saya bela hingga akhir hayat.
Oh saya berasal dari keluarga miskin, berarti perjuangan saya mesti terarah untuk perbaikan ekonomi. Oh saya terlahir sebagai yatim, berarti saya harus menjadi tulang punggung keluarga.
Sebab pengetahuan akan Fakta Bawaan inilah, kita dapat mengetahui letak potensi dan jalan hidup kita. Kebebasan kita dalam menjalani kehidupan dapat ditentukan oleh Fakta Bawaan ini.
Meskipun kita terlahir dengan Fakta Bawaan yang berbeda, masing-masing dari kita punya cara untuk mengatasi atau memanfaatkannya.
Nah, pada akhirnya, tulisan ini datang sebagai pengingat bahwa Tuhan tidaklah mungkin menciptakan kita tanpa perhitungan. Semua sudah punya kadarnya masing-masing, sebab Tuhan itu sendiri Maha Adil.
Ya, tulisan ini sedikit meragukan untuk Anda yang tidak percaya Tuhan. Tapi saya bisa berdiskusi tentang itu jika Anda mau.
Dan oh, tulisan ini datang untuk menegaskan bahwa, tidak ada kebutuhan khusus untuk bisa menikmati keindahan hidup.
Ya, itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H