Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Hidup Tenang dengan Memahami "Fakta Bawaan"

16 Juni 2021   19:42 Diperbarui: 25 Juni 2021   01:01 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesadaran akan Fakta Bawaan dapat merasionalkan jalannya kehidupan | Ilustrasi oleh Shahariar Lenin via Pixabay

Namun jika "adil" diartikan sebagai seimbang, atau tidak memihak, atau menempatkan sesuatu pada tempatnya, maka kehidupan di dunia ini berjalan adil. Mengapa?

Karena apa pun Fakta Bawaan yang kita terima, kadar kebahagiaan dan penderitaannya selalu seimbang. Tidak seorang pun di dunia ini yang terlahir dengan lebih banyak kemuliaan. Semua sama mulianya. 

Hanya saja, kemuliaan itu akan bertambah dan berkurang seiring kita menjalani kehidupan.

Tidak ada yang lebih mulia di hadapan Tuhan selain sifat-sifat Tuhan itu sendiri.

Artinya, kita punya kesempatan yang sama untuk menjadi bahagia atau nestapa. Siapa bilang terlahir sebagai orang kaya itu anugerah? Tidak. Terlahir sebagai orang kaya atau miskin, tidak ada bedanya karena kadar nestapa dan bahagianya tetaplah sama.

Mereka yang kaya punya penderitaannya sendiri-sendiri, dan mereka yang miskin begitu pula.

Dan siapa bilang terlahir dengan genetika wajah tampan itu menguntungkan? Tidak. Tampan ataupun tidak, kadar nestapa dan bahagianya tetaplah sama. Dan tampan atau tidak bergantung sejauh mana kita menghargai diri sendiri dan berada di lingkungan yang tepat.

Mereka yang tampan akan dilema ketika mencari pasangan karena takut dia mencintainya karena fisik. Lain halnya dengan yang tidak tampan. Ketika seseorang mencintainya, dia bisa memastikan bahwa cinta pasangannya bukan atas dasar fisik.

Tidak, tidak ada yang lebih baik.

Bila Anda berpendapat lebih baik menderita sebagai orang yang terlahir kaya, itu hanyalah dorongan dari pikiran Anda sendiri yang sudah terdoktrin oleh paradigma masyarakat. Kenyataannya, Anda tidak tahu apa-apa soal penderitaan anak sultan.

Jika kekayaan membawa kebahagiaan, tidaklah mungkin pecandu narkoba dan pelaku bunuh diri banyak berasal dari orang kaya. Kita banyak mendengar kabar beberapa selebriti yang candu narkoba. Berarti ada ketidakbahagiaan dalam kelimpahan materi yang mereka coba obati dengan narkoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun