Seorang teman memiliki ponsel yang kaca layar pinggirnya sudah retak. Meskipun demikian, ponsel itu masih berjalan sebagaimana mestinya. Lantas saya iseng bertanya, "Tidak beli ponsel baru?"
"Tidak," katanya, "ponsel ini masih berfungsi dan memenuhi semua kebutuhanku dalam berkomunikasi."
Nah, disadari atau tidak, dia telah mengoneksikan dua hakikat yang saya jelaskan tadi. Dia (subjek) merupakan makhluk sosial yang pada dasarnya butuh berkomunikasi. Dan ponsel itu (objek) pada hakikatnya masih berfungsi dengan baik sebagai alat berkomunikasi.
Di situlah terjadi kelekatan dua hakikat yang berpadu menghasilkan gaya hidup yang secukupnya. Dan begitulah hidup sederhana.
Seandainya dia malah membeli ponsel baru, maka dia sudah tergolong hidup berlebihan. Tapi andai kata ponsel itu sudah tidak berfungsi dan dia tidak membeli ponsel baru, dia sudah tergolong hidup kekurangan.
Dengan ini kita tahu bahwa pengertian lain dari gaya hidup sederhana adalah menginginkan sesuatu tidak melebihi atau mengurangi kadar kebutuhan.
Dan Anda tahu perbedaan antara kebutuhan dan keinginan? Kebutuhan, apabila tidak dipenuhi, kelangsungan hidup kita akan terganggu. Sedangkan keinginan, jika tidak dipenuhi, kelangsungan hidup kita tidak akan terpengaruh.
Media sosial juga seharusnya menggunakan konsep ini. Pada hakikatnya, manusia punya kebutuhan akan hiburan dan ekspresi diri. Dan media sosial, pada hakikatnya, bertujuan untuk menghibur penggunanya dan sebagai tempat berekspresi.
Ketika kita mulai murung karena jumlah "suka" yang sedikit, kita telah melebih-lebihkan hakikat kita bahwa orang lain mesti menyukai kita. Begitu pula kita telah menyalahi hakikat dari media sosial yang tidak diciptakan untuk membuat kita dipuja-puja oleh sesama.
Pengetahuan hidup sederhana seperti ini menjadi penting dan cukup darurat di masa sekarang. Kita bisa melihat sendiri, bahwa segala keruwetan hidup yang kita rasakan kebanyakan datang dari diri kita sendiri yang suka mendramatisasi keadaan.
Ketika kita lapar, kita hanya butuh kenyang. Tetapi orang-orang yang rewel akan membeli makanan yang mahal-mahal dan berkelas, sebab di samping itu, mereka juga lapar akan pujian.