Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Sederhana dengan Kembali Menuju Hakikat

12 Juni 2021   17:33 Diperbarui: 12 Juni 2021   17:35 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jika Anda merasa sulit dalam menerapkan gaya hidup sederhana, maka Anda melakukannya dengan keliru | Ilustrasi oleh 5688709 via Pixabay

Kita memang tidak punya kuasa untuk memiliki apa pun yang kita mau, tetapi kita punya kuasa untuk tidak menginginkan sesuatu yang belum kita miliki, dan berbahagia dengan apa yang kita miliki.

Hakikat Universal

Ada satu hakikat yang melekat pada segala sesuatu di dunia ini, yang saya istilahkan dengan Hakikat Universal. Dan Hakikat Universal yang saya maksud adalah, ketidakabadian.

Ya, segala sesuatu yang kita temukan di sini punya sifat rapuh dan sementara. Tidak peduli berumur detik, menit, jam, atau tahun; semua itu tetaplah akan musnah. Apa pun yang terdapat di muka bumi punya tenggat waktu yang terkadang tidak bisa diprediksi.

Maka, satu cara ampuh untuk bisa berbahagia dalam kehidupan adalah dengan memahami Hakikat Universal, bahwa segala sesuatu tidak abadi.

Dengan pemahaman itu, kita semestinya tidak melekatkan atau menggantung diri pada apa pun yang ada di dunia ini. Orang-orang tercinta, kucing kesayangan, jam tangan mewah, mobil super mahal, rumah bak istana; semua itu pada akhirnya akan musnah.

Dan jika kita menggantungkan diri pada semua itu, kita akan dirundung rasa takut dan kekhawatiran sepanjang waktu.

Nah, Hakikat Universal ini juga akan membantu kita untuk lebih bersabar dalam menerapkan gaya hidup sederhana. Ketika Anda membeli suatu barang yang Anda harapkan akan berguna tetapi kemudian rusak, pahamilah bahwa yang namanya barang memang punya hakikat untuk rusak.

Ini penting untuk dipahami, sebab manusia modern lebih banyak mengalami sumpek, kecewa, marah, stres, depresi daripada merasa bahagia, senang, atau gembira. Dengan paham Hakikat Universal ini, kita terselamatkan dari ketergantungan pada yang rapuh.

Termasuk kita sendiri; tubuh yang kita tunggangi ini juga teramat rapuh dan singkat. Kita bahkan tidak tahu dengan cara apa kita akan mati. Apa yang kita tahu hanyalah, kita akan tiada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun