Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Sederhana dengan Kembali Menuju Hakikat

12 Juni 2021   17:33 Diperbarui: 12 Juni 2021   17:35 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jika Anda merasa sulit dalam menerapkan gaya hidup sederhana, maka Anda melakukannya dengan keliru | Ilustrasi oleh 5688709 via Pixabay

Ketika kita bosan, kita hanya butuh hiburan. Tetapi mereka yang menganggap hiburan hanya lewat bermain game akan merengek ingin membeli PS5, sebab di samping itu, mereka juga bosan dengan kehidupan.

Segala sesuatu yang keluar dari hakikatnya sudah bisa dikatakan sebagai berlebihan.

Pisau, pada hakikatnya merupakan alat dapur untuk memasak atau memotong benda-benda tertentu. Maka apabila seseorang menggunakan pisau untuk menikam leher temannya, dia adalah orang yang berlebihan.

Wajan, pada hakikatnya merupakan alat untuk memasak. Maka apabila seorang istri menggunakan wajan untuk memukul pipi suaminya, dia adalah orang yang berlebihan.

Pahami konsep itu, dan Anda akan mengerti apa yang saya maksud dengan gaya hidup sederhana.

Mengapa ini sulit?

Saya pikir, ada dua faktor yang menjadi penyebab sulitnya gaya hidup semacam ini.

Pertama, faktor internal, yaitu harapan atau ekspektasi diri kita sendiri yang berlebihan terhadap sesuatu. Ketika Anda membeli ponsel yang pada hakikatnya merupakan alat komunikasi, mungkin Anda juga menyimpan harapan bahwa ponsel itu akan meningkatkan status sosial Anda.

Dengan begitu, Anda akan tergoda untuk membeli ponsel mahal, yang sebenarnya tidak ada bedanya untuk Anda. Ekspektasi yang bercokol dalam pikiran Andalah yang pada akhirnya menjadi setan penggoda bagi diri Anda sendiri.

Kedua, faktor eksternal, yaitu paradigma masyarakat. Katakanlah Anda butuh kulkas untuk mengawetkan makanan tertentu yang cepat basi. Tapi karena takut ditertawakan oleh tetangga, Anda pun ingin membeli kulkas yang mahal di samping ketidakmampuan Anda untuk membelinya.

Di sinilah paradigma masyarakat telah menghambat Anda untuk bisa hidup sederhana atau secukupnya. Asumsi dari luar telah merasuk jauh ke dalam ketakutan Anda, hingga pada akhirnya, Anda sudah menjadi robot yang dikendalikan oleh mereka.

Dua faktor ini bisa saling terkait. Ketika paradigma masyarakat mengatakan A, maka harapan kita pun cenderung mengarah pada A. Dan apabila kita menuruti dua faktor itu, gaya hidup sederhana yang saya maksud tadi amatlah sulit untuk diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun