Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Alcon Biru

11 Juni 2021   16:13 Diperbarui: 11 Juni 2021   16:37 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku tidak mau kamu seperti kupu-kupu Alcon Biru | Ilustrasi oleh Mbll via Pixabay

"Tapi sungguh disayangkan, Aneska, kupu-kupu Alcon Biru itu tidak pernah kembali keesokan harinya, seakan-akan mengangkat kesenanganku setinggi langit dan menjatuhkannya dengan sengaja. Dia seperti sedang mempermainkanku. 

Alih-alih membencinya, justru aku mencintainya, Aneska. Aku cinta ia yang sempat membuatku bahagia walau sesaat. Atau seperti kata orang, lebih baik jatuh cinta walau sesaat daripada tidak pernah jatuh cinta sama sekali."

Matanya berbinar-binar seolah mengatakan sesuatu dalam hatinya. Tapi aku tidak tahu; aku tidak punya kekuatan untuk mendengarkan suara hati. Lalu dia menghampiriku dan menatapku tajam-tajam seperti hendak berbicara serius.

"Aku ingin melihat kupu-kupu itu, Antares! Aku ingin kamu membawakannya padaku!"

Sontak aku terperanjat mencari pegangan. Aku butuh pegangan agar tak terbang ke langit seperti balon yang baru menggembung. Dia berkata seperti seorang penyihir dari negeri Disney. Dia menuntutku seolah-olah aku telah berbuat kesalahan padanya. 

Dia masih menatapku dengan tajam dan berbinar-binar. Mataku ikut terpesona untuk turut menatapnya. Aku melihat bintang-bintang sedang menari di mata birunya yang jernih. 

Aku mengangguk perlahan. "Akan aku usahakan. Kamu tahu, tidaklah mudah untuk menemukan Alcon Biru. Mereka sudah tergolong langka karena proses metamorfosisnya yang lama. Itu tidak seimbang dengan keinginan seluruh makhluk untuk menangkapnya."

"Aku tidak tahu soal itu. Bahkan aku ragu pernah melihat Alcon Biru seumur hidupku. Bagaimana aku bisa mengenalinya?"

"Mudah saja," jawabku, "jika kamu merasakan keindahan dari kupu-kupu yang kamu lihat, percayalah, kamu sedang melihat Alcon Biru. Karena ketika pikiranmu terus memikirkan Alcon Biru, rasa keindahan itu hanya akan muncul ketika kamu melihatnya dan bukan yang lain."

Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya memandangiku seperti sedang mengagumi. Karena keheningan mulai mencekik, aku melanjutkan, "Nama lain dari Alcon Biru adalah Maculinea Alcon. Indah, bukan?" Dia mengangguk setuju.

"Alcon Biru adalah kupu-kupu yang luar biasa menarik, Aneska. Penampilannya sangat memesona dan lembut. Dia merupakan pengatur siasat paling rumit di alam bumi ketika tiba saatnya metamorfosis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun