Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Melayang di Ruang Hampa

21 Mei 2021   13:57 Diperbarui: 21 Mei 2021   14:49 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku tidak mau sekadar hidup untuk melayang-layang di ruang hampa | Ilustrasi oleh Free-Photos via Pixabay

Ketika Anda tidak percaya akan adanya kehidupan di luar planet kita, Anda sedang mengambil sesendok air lautan dan menyimpulkan bahwa tidak ada kehidupan dalam seluruh samudera.

Akan tetapi, apa yang ada di dalam bumi kita ini tidak kalah misteriusnya dengan apa yang ada di luar sana. 

Kita hidup dalam teka-teki akbar dan bahkan kita sendiri juga bagian dari satu kepingan puzzle yang tak terpecahkan. 

Tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa tubuh manusia merupakan suatu galaksi kecil tersendiri yang menyimpan rahasia agung, barangkali rahasia Ilahi.

Bagaimana mungkin seseorang hidup tanpa pernah mempertanyakan apa jawaban atas segala misteri tersebut? Bagaimana mungkin seseorang dapat duduk tenang dalam selimut teka-teki akbar alam raya? 

Mereka yang tidak pernah mempertanyakan misteri eksistensinya sendiri tidak jauh berbeda dengan sebongkah batu yang ditakdirkan untuk diam. 

Oh betapa malangnya sebongkah batu yang pada suatu malam menangis tersedu-sedu karena tidak mampu mempertanyakan eksistensinya sendiri.

Apa itu manusia? Apa itu hidup? Apa yang seharusnya dilakukan dengan hidup? 

Setiap kali berusaha untuk menjawabnya, mata saya terasa perih, pikiran amat pedih. Pada puncaknya berpikir, otak saya mulai gemetar sedemikian kerasnya hingga memeras air yang jatuh lewat mata. 

Bagaimanakah saya bisa hidup tenang dengan melupakan semua pertanyaan itu?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun