Aneska duduk di hamparan rumput halus dengan menggenggam setumpukan kertas berisi artikel-artikel yang dikumpulkannya dari internet.Â
Dalam beberapa minggu terakhir, dia suka mencetak artikel-artikel tentang alam semesta untuk dibacanya dalam waktu senggang seperti ini ketimbang membacanya di depan layar komputer yang membuat matanya mudah lelah dan sakit.Â
Setelah membenarkan posisi duduknya dengan bersandar pada batang pohon palem putri, dia mulai membaca.
Sebongkah Batu yang Malang
Alam semesta terdiri dari beberapa ratus miliar galaksi, dan tiap-tiap galaksi itu memiliki sekitar seratus miliar bintang di dalamnya.Â
Saya sedang berada dalam alam realitas dan berusaha menyimpulkan sejarah alam semesta. Tidak peduli seberapa keras saya mencoba, saya tidak mampu.Â
Hal-hal yang telah terjadi begitu luar biasa, dan luar biasa juga bagaimana saya bisa duduk di dalamnya mengenang akan kisah yang agung itu.
Apa yang kita ketahui tentang alam semesta? Apakah umat manusia telah mendekati 1% dari kebenaran? Saya rasa tidak.Â
Bahkan segala hal yang kita ketahui tentang alam semesta mungkin tidak sepenuhnya benar bagaikan lemparan koin di meja perjudian.
Gumpalan awan putih seperti wol bergelayut di atas saya sekarang ini. Mereka seperti balon-balon udara putih menghiasi langit berwarna abu-abu gelap yang terpantul di air danau.Â
Sekitar saya menjadi suram dan segelap di musim gugur. Meskipun tidak ada hujan turun, saya yakin tidak akan lama lagi.
Bagaimana pun juga, dunia kita ini adalah satu-satunya tempat di seluruh alam semesta yang kita benar-benar tahu bahwa kehidupan itu ada.Â