Bahkan beberapa teman saya yang tidak suka membaca buku hanya berdalih dengan mudahnya, bahwa harga buku-buku terlalu mahal. (Padahal kuota internet yang mereka beli juga membuka akses untuk membaca.)
Bukan kebiasaan
Sesuatu yang tidak dibiasakan akan sulit untuk disukai. Iya?
Akar masalah
Dari semua poin tadi, saya menemukan satu penyebab yang statis, pasti, dan merupakan biang kerok dari semuanya.
Paradigma kita terhadap buku; itulah akar masalahnya.
Paradigma adalah cara kita melihat sesuatu, tetapi bukan berkaitan dengan tindakan melihat secara visual, melainkan berkaitan dengan persepsi, anggapan, asumsi, opini.
Paradigma kita, benar atau keliru, adalah sumber dari sikap dan perilaku kita, akhirnya sumber dari kebiasaan kita dalam menjalani kehidupan.
Jika Anda ingin memastikan proposal saya valid atau tidak, silakan baca kembali poin-poin tadi. Jika Anda benar-benar memikirkannya, Anda akan sampai pada sebuah jawaban bahwa semua itu berasal dari paradigma kita yang bengkok terhadap buku.
(Terlalu banyak basa-basi jika saya menguraikannya kembali dari awal. Dan ya, sekarang paradigma Anda akan berkata bahwa saya adalah seorang pelajar yang angkuh. Itu dia kekuatan dari paradigma.)
Apa yang harus kita lakukan?
Seorang anak SMP kelas 8 datang dan bertanya kepada saya saat kunjungan. Dia bertanya dengan wajah masam, "Bagaimana cara agar suka membaca buku? Saya merasa terlalu bodoh akhir-akhir ini."
"Apa buku yang sering kamu baca selama ini?" tanya saya.
"Buku paket pelajaran," jawabnya, "hanya itu."