Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sebuah Dialog Alam Raya

10 Januari 2021   12:34 Diperbarui: 10 Januari 2021   12:54 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita seperti aktor yang tiba-tiba muncul dalam sebuah pertunjukan teater | Ilustrasi oleh Michele Caballero Siamitras Kassube via Pixabay

"Maksud Tuan?"

"Ya, kami orang-orang dewasa sangat suka dengan angka, kamu tahu."

"Lalu kenapa Tuan bertanya tentang angka juga?"

"Tidakkah kamu melihat berewokku?"

"Iya juga, Anda seorang pria dewasa."

"Cukup menyebalkan menjadi orang dewasa," keluh pria itu dengan pandangan kosong ke tengah taman.

"Aku pikir juga begitu."

"Ya, orang-orang dewasa sangat suka dengan angka."

"Anda mengatakannya dua kali. Dan kenapa begitu?"

"Jika kamu menceritakan sebuah rumah yang bagus dengan dinding dari batu bata merah hati, bunga bermekaran di jendela dan burung merpati yang hinggap di atapnya, kemudian ... dan seterusnya. Orang-orang dewasa tak akan bisa membayangkan rumah itu."

Shira menatap heran pria sedikit kekar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun