3. Pendekatan Jack Bologna
Jack Bologna, seorang ahli dalam audit dan akuntansi forensik, memperkenalkan pendekatan yang dikenal dengan teori "Fraud Triangle". Bologna menjelaskan bahwa korupsi terjadi karena kombinasi tiga elemen utama:
Tekanan (Pressure)
Tekanan merupakan faktor yang mendorong seseorang melakukan tindakan korupsi. Tekanan ini dapat bersifat finansial, sosial, atau politik. Misalnya, seorang pejabat yang memiliki utang besar mungkin merasa terpaksa menerima suap untuk menyelesaikan masalah pribadinya.
Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan muncul ketika ada celah dalam sistem yang memungkinkan individu melakukan korupsi. Sistem yang lemah, kurangnya pengawasan, dan aturan yang tidak jelas menciptakan peluang besar untuk korupsi. Dalam konteks proyek pemerintah, seperti kasus e-KTP, kesempatan ini sering muncul melalui manipulasi tender atau penggelapan anggaran.
Pembenaran (Rationalization)
Pembenaran adalah alasan yang digunakan oleh pelaku untuk memvalidasi tindakannya. Pelaku sering kali meyakinkan dirinya bahwa korupsi adalah hal wajar karena "semua orang melakukannya" atau bahwa tindakan tersebut "tidak merugikan siapa pun secara langsung".
Relevansi Pendekatan Ini
Pendekatan Klitgaard dan Bologna saling melengkapi dalam menjelaskan korupsi. Klitgaard fokus pada faktor struktural seperti monopoli kekuasaan dan kurangnya akuntabilitas, sementara Bologna menyoroti faktor individual, yaitu tekanan, kesempatan, dan pembenaran. Dengan memahami kedua pendekatan ini, kita dapat menganalisis kasus korupsi secara lebih mendalam dan menyusun strategi pencegahan yang efektif.
II. Why: Mengapa Korupsi Terjadi di Indonesia
Korupsi di Indonesia adalah masalah yang sangat kompleks dan telah berlangsung lama, dengan dampak yang merugikan hampir di seluruh sektor kehidupan. Fenomena ini tidak hanya melibatkan individu-individu tertentu, tetapi juga mencerminkan kelemahan sistem pemerintahan dan budaya masyarakat yang terbentuk dalam jangka panjang. Untuk memahami lebih jauh mengapa korupsi terus terjadi di Indonesia, perlu dilihat lebih mendalam faktor-faktor struktural, sosial, dan individual yang saling berinteraksi.
1. Faktor Struktural
Secara struktural, korupsi terjadi karena adanya kelemahan pada sistem pemerintahan dan kelembagaan negara. Di Indonesia, distribusi kekuasaan yang tidak merata dan terkonsentrasi pada beberapa pihak membuka peluang bagi penyalahgunaan kekuasaan.Â